LNA Ancam Turki, Turki Ancam Balik Khalifa Haftar - Telusur

LNA Ancam Turki, Turki Ancam Balik Khalifa Haftar

Recep Tayyip Erdogan

telusur.co.id - Pemerintah Turki memperingatkan Tentara Nasional Libya (LNA) agar tidak menyerang kepentingan Turki di Libya. Jika ngotot, maka akan menerima konsekwensinya.

Ungkapan itu diucapkan Kementerian Luar Negeri Turki Hami Aksoy menanggapi ancaman pasukan Khalifa Haftar setelah  mengancam akan menanggapi kemunduran militer baru-baru ini dengan menyerang posisi Turki di negara itu.

"Dalam hal kepentingan Turki di Libya menjadi sasaran, ini akan memiliki konsekuensi yang sangat serius," kata juru bicara Aksoy.

Kepala angkatan udara LNA Saqer al-Jaroushi mengatakan dalam sebuah video yang diposting semalam di media sosial bahwa semua posisi dan kepentingan Turki di semua kota yang diduduki akan menjadi sasaran.

Ancaman menunjuk pada meningkatnya risiko eskalasi yang lebih luas di Libya, di mana Turki mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui secara internasional dalam konflik melawan LNA, yang didukung oleh Rusia, Uni Emirat Arab, dan Mesir.

Dukungan Turki minggu ini membantu GNA mengambil pangkalan udara penting di dekat Tripoli, mendapatkan kendali atas kota-kota di barat dan menghancurkan beberapa sistem pertahanan udara yang dipasok Rusia.

Pada hari Kamis, GNA dan penduduk setempat mengatakan pasukannya telah mengambil kendali atas Asaba, sebuah kota kecil yang penangkapannya dapat memberi tekanan lebih besar pada benteng LNA paling penting yang tersisa di dekat Tripoli, kota Tarhouna.

Sumber militer LNA membantah kota itu telah ditangkap, mengatakan pertempuran di sana berlanjut. LNA juga mengatakan pada hari Rabu pihaknya mundur dari garis depan di Tripoli, tetapi pasukannya mundur hanya di beberapa tempat sehingga sebagian besar posisinya tetap utuh.

Konflik selama bertahun-tahun telah meluluhlantakkan banyak negara, dan penyerangan Haftar selama setahun untuk menangkap Tripoli telah mengakibatkan berbulan-bulan pemboman yang intens di daerah perumahan di ibukota.

Di Moskow, Kementerian Luar Negeri mengatakan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dan timpalannya dari Rusia Sergei Lavrov telah berbicara melalui telepon pada hari Kamis untuk mendukung gencatan senjata segera dan dimulainya kembali proses politik. [ham]


Tinggalkan Komentar