telusur.co.id - Presiden Republik Islam Iran Sayuid Ebrahim Raisi menegaskan bahwa rezim pendudukan Israel akan musnah tak tersisa lagi jika nekat menyerang Iran.

Dalam kata sambutannya pada pertemuan dengan para elit budayawan dan akademikus Pakistan di Government College University (GCU), Lahore, Provinsi Punjab, pada hari Selasa (23/4), Presiden Raisi menyatakan demikian berkenaan dengan serangan balasan Iran terhadap  Israel pada 13 April sebagai respons terhadap agresi zionis sebelumnya terhadap kompleks diplomatiknya di Suriah.

Dia menekankan bahwa Iran telah menghukum Israel atas serangannya terhadap gedung konsulat Iran  di Damaskus, yang jelas-jelas melanggar semua hukum internasional, konvensi dan Piagam Perseringakatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Jika rezim Zionis melakukan kesalahan lagi dan melancarkan agresi di wilayah Iran maka situasinya akan berbeda dan tidak jelas apa yang tersisa dari rezim ini,” tegasnya, seperti dilansir dari Presstv, Rabu (24/4/24).

Seperti diketahui, dalam operasi serangan bersandi Janji Sejati itu Iran meluncurkan ratusan drone dan rudal malam hari tanggal 13 April 2024 terhadap basis-basis militer Israel di tanah pendudukan Palestina.

Menanggapi dukungan mutlak AS kepada perang Israel selama berbulan-bulan di Jalur Gaza Presiden Iran mengatakan, “Dukungan AS dan negara-negara Barat dalam membunuh dan melukai lebih dari 100.000 warga Palestina di Gaza membuktikan fakta bahwa  saat ini  -negara yang paling banyak melakukan pelanggaran adalah Israel. HAM adalah (berkenaan dengan) orang AS dan Barat, dan pembelaan mereka terhadap HAM tidak masuk akal.”

Raisi menyebut Palestina sebagai isu utama dunia  Islam dan bahkan umat manusia serta  memastikan bahwa perlawanan Palestina pada akhirnya akan berhasil membebaskan Palestina, Gaza, dan al-Quds yang selama ini diduduki oleh kaum Zionis Israel.

“Saat ini, bangsa Iran menentang kebobrokan, tuntutan dan penindasan yang berlebihan dari rezim Zionis, dan akan terus melakukan hal yang sama,” kata Raisi.

Dia kemudian mengatakan, “Iran dan Pakistan telah menjadi pembela bangsa Palestina yang tertindas dan akan melanjutkan hal ini dengan bangga.”

Israel memulai perang brutal yang didukung AS di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah faksi-faksi pejuang   Palestina yang dipimpin Hamas melakukan operasi bersejarah bersandi Badai Al-Aqsa terhadap entitas pendudukan Israel sebagai pembalasan atas kekejaman rezim yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.

Rezim Tel Aviv sejauh ini telah membunuh lebih dari 34.000 warga Palestina, yang sebagian besarnya adalah kaum perempuan dan anak-anak di bawah umur. [Tp]