Bijak Bermedsos Bisa Cegah Hoaks - Telusur

Bijak Bermedsos Bisa Cegah Hoaks


telusur.co.id - Hasil survei Microsoft bertajuk Digital Civility Index (DCI), pada 29 dari 32 negara, menunjukkan bahwa tingkat keadaban digital masyarakat Indonesia (2021) terburuk di Asia Tenggara, harus menjadi "cambuk" agar saling mengingatkan untuk lebih bijak bermedia sosial. 

Associate Professor – Administrasi Publik UNSOED Dwiyanto Indiahono menyatakan, sebenarnya dunia digital jika digunakan dengan benar, sangat banyak manfaatnya. Misalnya, bisa mempelajari budaya baru. Namun, pengguna harus lebih selektif dalam menerima informasi di medsos.

"Kita diharapkan mampu menyeleksi dan memverifikasi informasi yang didapatkan serta menggunakannya untuk kebaikan diri dan sesama," ujar Dwiyanto dalam diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk "Cerdas dalam Menggunakan Internet" pada Sabtu (24/9/22).

Dwiyanto menyarankan, pergunakanlah internet untuk mengumpulkan big data lewat 5 V (Velocity, Volume, Variety, Veracity, Value). Setelah data dikumpul, lalu dianalisis data [yang besar] untuk menghasilkan solusi/bermanfaat. Apapun bentuk datanya.

Sementara itu, Dosen Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya, Jakarta Lisa Esti Puji Hartanti menerangkan, ada tiga faktor pengukur tingkat kesopanan netizen Indonesia, yaitu hoaks & penipuan, ujaran kebencian, dan kiskriminasi. Jika ketiganya masih merajalela, tentu bisa disimpulkan sendiri.

Untuk mencegah itu semua agar lebih bijak dalam bermedsos, menurut Lisa, perlu menerapkan netiket yakni peduli pada orang lain.

Caranya, ikut berpartisipasi terlibat aktif dalam berbagi data dan informasi yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Proses ini berakhir pada menciptakan konten kreatif dan positif untuk menggerakkan lingkungan sekitar. 

"Kolaborasi. Proses kerja sama antarpengguna untuk memecahkan masalah. Contoh: media sosial menjadi alternatif untuk menyuarakan keadilan," tutur Lisa.

Dosen Departemen Sosiologi FISIPOL UGM Mustaghfiroh Rahayu menambahkan, media digital membuka ruang yang begitu luas untuk aktualisasi diri.

"Namun, harus diperkuat dengan budaya digital, budaya yang dilandasi dengan nilai-nilai Pancasila  yang memungkinkan penggunanya cerdas memanfaatkan media digital untuk kemaslahatan," pesan Mustaghfiroh Rahayu.

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.[Fhr]


Tinggalkan Komentar