telusur.co.id - Carlos Alcaraz kembali menorehkan sejarah di dunia tenis. Petenis muda asal Spanyol itu menaklukkan rival beratnya, Jannik Sinner, dalam duel dramatis lima set untuk meraih gelar Grand Slam kelimanya di Roland Garros, Minggu (8/6) waktu setempat atau Senin dini hari WIB.
Bertarung selama 5 jam 29 menit, laga ini resmi menjadi final terpanjang dalam sejarah Roland Garros, dan untuk pertama kalinya ditentukan melalui tie-break set kelima momen langka dalam turnamen legendaris di Paris tersebut.
Alcaraz bangkit dari ketertinggalan dua set dan akhirnya menang dengan skor 4-6, 6-7(4), 6-4, 7-6(3), 7-6(10-2) dalam pertarungan yang menegangkan sejak awal hingga akhir. “Saya merasa sangat beruntung menjalani momen luar biasa ini bersama tim dan keluarga saya,” ujar Alcaraz dengan mata berkaca-kaca. “Trofi ini milik kita semua.”
Sempat berada di ambang kekalahan tertinggal 3-5 dan 0/40 di set keempat Alcaraz menunjukkan mental baja. Ia menyelamatkan tiga match point dan membalikkan keadaan dengan determinasi luar biasa, mematahkan servis Sinner, lalu memaksa tie-break penentuan.
Atmosfer lapangan Philippe-Chatrier bergemuruh ketika Alcaraz memasuki set kelima, tempat ia tampil bagaikan singa yang terluka namun tak menyerah. Meskipun sempat gagal menyegel kemenangan di kedudukan 5-4, ia tidak goyah. Di momen paling menentukan, Alcaraz justru memperlihatkan performa terbaiknya mencetak empat winner dalam tie-break terakhir, termasuk pukulan penentu kemenangan.
Setelah poin terakhir, Alcaraz menjatuhkan diri ke tanah liat Roland Garros ekspresi penuh emosinya menggambarkan betapa berat perjuangan yang ia lalui. Ia lalu memeluk Sinner, menunjukkan sportivitas dan rasa hormat yang tinggi di antara dua bintang muda tenis dunia ini.
Dengan kemenangan ini, Alcaraz mempertahankan rekor sempurna di final Grand Slam (5-0), dan kini memimpin head-to-head melawan Sinner dengan skor 8-4, termasuk lima kemenangan beruntun terakhir.
Petenis berusia 22 tahun itu juga tercatat sebagai pemain putra ketiga termuda sepanjang sejarah yang meraih lima gelar Grand Slam, hanya kalah dari Bjorn Borg (21 tahun) dan Rafael Nadal (22 tahun).
Tak hanya itu, Alcaraz kini mencatat rekor luar biasa di set kelima dengan 13 kemenangan dan hanya 1 kekalahan, menjadikannya salah satu petenis paling tangguh saat laga memasuki babak krusial.
Sebaliknya, Jannik Sinner meski tampil luar biasa harus menerima kenyataan pahit. Catatannya di set kelima kini menjadi 6-10, dan ia belum pernah menang dalam pertandingan yang berlangsung lebih dari 3 jam 50 menit (0-7). “Carlos, selamat. Itu penampilan yang luar biasa. Kamu pantas mendapatkan ini,” ucap Sinner saat penyerahan trofi, sambil menahan emosi.
Meski gagal mengangkat trofi, Sinner tetap menunjukkan kelasnya sebagai atlet sejati. “Kami sudah menandatangani kontrak untuk berada di sini. Ini tetap turnamen yang luar biasa,” ujarnya.
Pertemuan Alcaraz dan Sinner di final Grand Slam ini menandai babak baru dalam rivalitas mereka yang telah berkembang sejak 2021. Jika Rafael Nadal vs Roger Federer pernah mendefinisikan era emas tenis, kini dunia menyaksikan lahirnya duel klasik baru: Alcaraz vs Sinner.