Deteksi Dini Prediabetes, Peserta JKN Ubah Gaya Hidup Lebih Sehat Lewat Faskes Tingkat Pertama - Telusur

Deteksi Dini Prediabetes, Peserta JKN Ubah Gaya Hidup Lebih Sehat Lewat Faskes Tingkat Pertama

Diky Setiawan (28), warga Sumur Welut, Surabaya, sekaligus peserta JKN dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU), yang kini menerapkan pola hidup sehat setelah didiagnosis mengalami prediabetes. Foto: Istimewa.

telusur.co.id -Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) memiliki peran penting dalam memberikan edukasi kesehatan kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Hal ini dialami oleh Diky Setiawan (28), warga Sumur Welut, Surabaya, sekaligus peserta JKN dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU), yang kini menerapkan pola hidup sehat setelah didiagnosis mengalami prediabetes atau kondisi saat kadar gula darah di atas normal.

Diky menceritakan awal mula dirinya merasakan gejala seperti kelelahan dan penglihatan kabur. Ia pun memutuskan melakukan pemeriksaan di Puskesmas Bangkingan, Surabaya, tempatnya terdaftar sebagai peserta JKN.

“Hasil pemeriksaan laboratorium menyatakan saya berisiko tinggi terkena diabetes. Tenaga kesehatan di sana menjelaskan bahwa saya berada dalam fase prediabetes dan harus segera mengubah pola hidup,” ujar Diky, Rabu (10/9).

Diky menambahkan, petugas kesehatan tidak hanya memberikan informasi teoritis, tetapi juga arahan praktis dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ia diajarkan menyusun menu makanan bergizi seimbang, membatasi asupan gula, serta mengganti camilan manis dengan buah segar.

Selain perubahan pola makan, Diky juga mulai berolahraga rutin minimal 30 menit setiap hari, sebelum berangkat kerja. Aktivitas fisik yang dilakukan pun sederhana, seperti jalan kaki cepat, bersepeda santai, dan senam ringan.

Tak hanya edukasi langsung, Diky juga memanfaatkan Aplikasi Mobile JKN untuk melakukan skrining riwayat kesehatan secara mandiri. Menurutnya, fitur tersebut sangat membantu dalam memantau kondisi kesehatan pribadi.

“Proses pengisiannya mudah, hanya butuh waktu sekitar 5–10 menit. Kita cukup memilih pernyataan yang sesuai kondisi kesehatan. Nantinya sistem akan menunjukkan apakah kita masuk kelompok risiko rendah atau tinggi terhadap penyakit kronis,” jelasnya.

Skrining juga bisa dilakukan melalui laman webskrining.bpjs kesehatan.go.id. Peserta JKN berusia di atas 15 tahun wajib melakukan skrining ini minimal sekali dalam setahun. Bila terindikasi berisiko tinggi, peserta akan diarahkan untuk pemeriksaan lanjutan di FKTP.

Setelah enam bulan menjalani gaya hidup sehat, Diky merasakan perubahan signifikan pada tubuhnya. Ia tidak lagi mudah lelah, semangat menjalani aktivitas, dan hasil pemeriksaan menunjukkan kadar gula darahnya kembali normal.

“Saya bersyukur mendapat peringatan dini dan edukasi dari Puskesmas. Ini menyelamatkan saya dari kemungkinan terkena diabetes. Saya sadar bahwa kesehatan adalah investasi terbesar,” ujarnya.

Diky berharap seluruh peserta JKN bisa mulai lebih peduli terhadap gaya hidup dan kesehatan pribadi. Ia juga mendorong BPJS Kesehatan untuk terus berinovasi dalam memberikan layanan yang mudah diakses dan berkualitas bagi peserta JKN di seluruh Indonesia.

“Saya mengajak peserta JKN lainnya untuk rutin skrining dan menjaga pola hidup sehat. Jangan tunggu sakit, karena pencegahan lebih baik daripada pengobatan,” tutupnya.


Tinggalkan Komentar