telusur.co.id - Jakarta, 12 Oktober 2021 – Film “Penyalin Cahaya” telah menggelar pemutaran perdana dunia (World Premiere) di Busan International Film Festival (BIFF) ke-26 di Busan Cinema Center, Busan, Korea Selatan (Korsel) pada Jumat siang, 8 Oktober 2021. Aktris Shenina Cinnamon dan sutradara Wregas Bhanuteja turut hadir di pemutaran tersebut untuk menonton, menyapa penonton, dan jalani sesi tanya jawab dengan lebih dari 200 penonton. Pemutaran ini diadakan dengan protokol kesehatan yang ketat, yaitu wajib masker, pemeriksaan suhu tubuh, kapasitas penonton 50 persen, jaga jarak, pelarangan makan-minum, dan pendaftaran nama penonton.

“Saya senang dan juga bangga karena dalam acara World Premiere di BIFF ini adalah pertama kalinya saya menonton film 'Penyalin Cahaya' di layar lebar. Walaupun kapasitas bioskopnya hanya 50 persen karena protokol kesehatan, tapi alhamdulillah pemutaran film ini penontonnya full. Reaksi positif para penonton di BIFF juga membuat saya bahagia. Ditambah lagi setelah selesai pemutaran film, banyak penonton yang berpartisipasi dan memberikan pertanyaan-pertanyaan ke Wregas dan saya. Jadi saya semakin meyakini bahwa para penonton film ‘Penyalin Cahaya’ di BIFF bukan cuma penasaran ingin tahu lebih banyak tentang filmnya, tapi juga menerima maksud dari pesan filmnya,” ungkap Shenina.

A picture containing person, indoor

Description automatically generated

Wregas Bhanuteja dan Shenina Cinnamon hadir di World Premiere Penyalin Cahaya di BIFF 2021.

Wregas menambahkan, “World Premiere ‘Penyalin Cahaya' terlaksana dengan baik. Pertanyaan-pertanyaan dari penonton Korea sangat menarik dan kritis. Mereka cenderung menanyakan soal budaya dan kondisi, serta aktivisme anti-kekerasan seksual di Indonesia. Mereka juga bertanya tentang pergerakan mahasiswa di Indonesia dan hubungan maupun perbedaan kelas di Indonesia. Jadi, pertanyaannya bukan yang sifatnya trivia, tapi lebih bersifat membedah lapisan-lapisan di dalam film. Apresiasi penonton pun amat bagus karena statement tentang anti-kekerasan seksual yang diutarakan di film juga merupakan perlawanan yang sama dengan apa yang sedang dilakukan oleh masyarakat Korea, yakni untuk melawan kekerasan seksual.” 

Selama di BIFF, film “Penyalin Cahaya” juga akan diputar pada 12 dan 14 Oktober 2021 di Lotte Cinema Centum City. Film yang berjudul internasional "Photocopier" ini masuk program kompetisi utama New Currents dan bersaing dengan sepuluh film dari sembilan negara lain untuk memperebutkan empat penghargaan penting dan bergengsi, yakni New Currents Award, New Currents Audience Award, NETPAC Award, dan FIPRESCI Award. Para juri New Currents, yakni Deepa Mehta (sutradara Kanada), Cristina Nord (Direktur Berlinale Forum), Jang Joonhwan (sutradara Korsel), dan Jeong Jae-eun (sutradara Korsel).

Selain World Premiere “Penyalin Cahaya”, Shenina Cinnamon dan Wregas Bhanuteja juga ikuti acara Asian Film Awards (AFA) ke-15 di Paradise Hotel Busan pada Jumat malam, 8 Oktober 2021. Asian Film Awards sendiri merupakan acara penghargaan penting yang dihelat setiap tahun untuk merayakan keunggulan sinema Asia dan mengakui talenta-talenta pembuat film serta para aktor-aktris demi perkembangan positif jangka panjang bagi budaya dan industri film di Asia.

A person standing on a stage

Description automatically generated with medium confidence

Shenina Cinnamon membacakan nominasi di acara Asian Film Awards (AFA) 2021.

Di acara prestisius itu, Shenina juga menjadi pembaca dua nominasi AFA, yakni Best New Director dan Best Newcomer. Sejumlah aktor-aktris dan sutradara ternama dari Korsel maupun negara Asia lain juga hadir di AFA, yakni Lee Byung-hun, Yoo Ah-jin, Jun Jong-seo, Park Jeong-min, Jang Yoon-ju, Kim Hyun-bin, Gong Seung-yeon, serta sutradara ternama Korsel Lee Chang-dong dan Hamaguchi Ryusuke dari Jepang.

Dibuka pada 6 Oktober lalu, ajang akbar Busan International Film Festival (BIFF) akan berlangsung hingga 15 Oktober 2021. Tahun ini, BIFF memutar 223 film dari 70 negara di sebanyak 29 layar yang tersebar di bioskop CGV Centum City, Lotte Cinema, dan Sohyang Theater dengan penerapan protokol kesehatan ketat. Rangkaian acara resmi BIFF lainnya juga dihelat secara tatap muka, seperti Open Talk, Special Talk, Outdoor Greeting, Actor’s House, Master Class, hingga Handprint Ceremony.

Film “Penyalin Cahaya” yang diproduksi Rekata Studio dan Kaninga Pictures ini berkisah tentang Sur (Shenina Cinnamon) yang harus kehilangan beasiswanya akibat dianggap mencemarkan nama baik fakultas usai swafotonya dalam keadaan mabuk beredar. Ia tidak mengingat apa pun yang terjadi pada dirinya saat menghadiri pesta kemenangan komunitas teater di kampusnya. Dalam pesta tersebut, Sur tidak sadarkan diri. Ia lantas meminta bantuan Amin (Chicco Kurniawan), teman masa kecilnya yang juga tukang fotokopi yang tinggal dan bekerja di kampus, untuk mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi pada dirinya di malam pesta.

Film “Penyalin Cahaya” merupakan film panjang pertama Wregas Bhanuteja. Ia sudah membuat film-film pendek yang berhasil masuk kompetisi festival film internasional. Antara lain, “Lemantun” (pemenang Film Pendek Terbaik di XXI Short Film Festival 2015), “Lembusura” (berkompetisi di Berlin International Film Festival 2015), “Prenjak” (pemenang Film Pendek Terbaik di Semaine de la Critique-Cannes Film Festival 2016 dan Piala Citra FFI 2016), serta “Tak Ada yang Gila di Kota Ini” (pemenang Piala Citra FFI 2019, serta berkompetisi di Busan International Film Festival 2019 dan Sundance Film Festival 2020). 

A person and person walking on a red carpet

Description automatically generated with medium confidence

Wregas Bhanuteja & Shenina Cinnamon di Red Carpet Busan International Film Festival 2021.

Film “Penyalin Cahaya” diproduseri oleh Adi Ekatama dan Ajish Dibyo dari Rekata Studio yang berkolaborasi dengan produser Willawati dari Kaninga Pictures. Kaninga Pictures sendiri pernah memproduksi film “Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak” (2017). Selain Shenina Cinnamon, jajaran pemain film “Penyalin Cahaya” juga diisi oleh Chicco Kurniawan, Lutesha, Jerome Kurnia, Dea Panendra, Giulio Parengkuan, Lukman Sardi, Ruth Marini, Mian Tiara, Landung Simatupang, dan Rukman Rosadi. 

Selain aktor-aktris muda maupun senior, produksi film “Penyalin Cahaya” juga diperkuat para kru berpengalaman dalam industri film Indonesia. Di tengah lesunya perfilman Indonesia akibat kondisi pandemi, Rekata Studio dan Kaninga Pictures tetap terus berkarya dengan melakukan produksi film yang menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Secara berkala, film “Penyalin Cahaya” bakal mengumumkan jajaran pemain lainnya dan sejumlah informasi maupun materi menarik.