telusur.co.id -Persija Jakarta gagal memenuhi targetnya di awal musim Liga 1 2024/2025 yaitu dengan meraih posisi minimal empat besar di klasemen.
Padahal pada pertengangan musim Macan Kemayoran sempat memiliki kans untuk bisa bersaing di perebutan juara atau setidaknya di papan atas klasemen Liga 1.
Disinyalir Rizky Ridho cs. memiliki beberapa masalah internal atau non teknis sehingga terlempar ke papan tengah. Pelatih Carlos Pena pun akhirnya didepak akibat menurunnya performa Persija jelang musim berakhir.
Hingga pekan ke-33, Persija meraih 14 kemenangan, 8 kali imbang, dan 11 kekalahan dengan mengoleksi 50 poin yang membuat berada di posisi ketujuh.
Pelatih interim Persija, Ricky Nelson menyebut faktor tidak jelasnya laga kandang timnya jadi salah satu kendala yang menyebabkan jebloknya performa tim.
"Musim ini tentunya sejak awal kita tidak bisa sepenuhnya main di JIS (Jakarta International Stadium) kita hanya bisa bermain beberapa kali disini lalu berpindah-pindah," ungkap Ricky Nelson kepada awak media pada konferensi pers pra pertandingan, Kamis (22/05).
Persija praktis hanya bisa menggunakan JIS dalam lima laga saja (enam ditambah melawan Malut). Dari kelimanya, Persija mampu menyapu bersih kemenangan.
Meski begitu, menurut Ricky kendala serupa juga dihadapi calon lawan mereka, Malut United dan juga tim-tim Liga 1 lainnya.
"Itu tidak hanya terjadi di Persija saja, beberapa tim juga yang tidak memiliki kandang pun selalu jadi masalah. Begitu pula dengan Malut di putaran pertama, kemudian menjadi tidak mudah," ucap pelatih pengganti Carlos Pena ini.
"Begitu putaran kedua mereka bisa bermain di Ternate, poinnya lebih banyak didapat dari situ," jelas Ricky.
Ricky juga mengapresiasi performa sang lawan terutama pelatih Imran Nahumarury yang dinilai mampu meramu timnya hingga bersaing di papan atas Liga 1.
"Imran lebih memiliki pengalaman melatih sebelumnya seperti pernah di PSIS, lalu ke PSIM kemudian di Malut, mungkin lebih kepada chemistry karena di Malut ia membawa pemain pilihannya sendiri secara tim pelatih lebih menyatu itu mungkin yang membuat bisa tembus empat besar," tambah Ricky.
Poin intinya menurut Ricky, Malut bisa menetap di Ternate dan tidak sering berpindah-pindah sehingga konsisten di papan atas.
"Namun bagi saya poin terbesarnya mereka bisa bermain di home (di Ternate). Hampir semua tim yang ke Ternate agak kesulitan ketika bermain di sana," tutup Ricky.
Ricky berharap Persija bisa terus berkandang di JIS tanpa harus menjadi musafir di Liga 1 musim depan.
"Saya berharap kedepannya Persija akan terus bermain di JIS," harap Ricky.
Persija kembali mengalami masalah klasik dengan kendala bermain di kandang yang tetap. Klub kebanggaan The Jakmania ini harus berpindah-pindah kandang diantaranya ke Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Stadion Patriot Candrabhaga (Bekasi), Stadion Pakansari (Bogor), dan sempat berkandang di Stadion Indomilk Arena (Tangerang).