Ganjar Pranowo Ingatkan Ramadhan Bukan Hanya Menahan Lapar dan Haus, Tapi Berbagi Kebaikan - Telusur

Ganjar Pranowo Ingatkan Ramadhan Bukan Hanya Menahan Lapar dan Haus, Tapi Berbagi Kebaikan

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo

telusur.co.id - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mengajak masyarakat untuk merayakan bulan Ramadhan dengan berbagi kebaikan kepada sesama. Menurutnya, bulan suci ini bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.

Salah satu contohnya adalah ketika Ganjar menyalurkan bantuan kebutuhan pokok untuk anak-anak panti asuhan. Panti Asuhan Fafirruu Ilallah, yang berada di Jalan Blambangan, Bangetayu Wetan, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, menjadi salah satu panti asuhan yang menerima bantuan tersebut.

“Kita melihat anak-anak kita yang butuh asuhan, maka banyak panti kemudian didirikan dan banyak di antara para pengurus, merelakan dirinya untuk membantu anak-anak,” kata Ganjar.

Ganjar pun mengapresiasi para pengasuh yang telah memberikan tenaga dan waktunya untuk mengasuh anak-anak di panti asuhan. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah senang dibantu oleh mereka, sehingga tugas kita adalah memperhatikan mereka, membantu mereka, apalagi di bulan suci Ramadan.

Ganjar berharap, bantuan yang diberikan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dapat menjadi stimulan bagi pihak-pihak lain, khususnya para dermawan yang ingin menyalurkan bantuan. Di bulan Ramadan, setiap orang berlomba-lomba berbuat baik sebanyak mungkin.

“Mudah-mudahan banyak orang yang peduli sesama, khususnya kepada yatim piatu dan yang sedikit ini bisa memberikan kebahagiaan yang membuat mereka tersenyum,” jelas Ganjar.

Pada kesempatan itu, Ganjar menyalurkan bantuan sambil menggowes sepedanya dari rumah dinas Puri Gedeh. Ganjar yang juga hobi gowes itu bersepeda menuju Panti Asuhan Fafirruu Ilallah.

Sebelumnya, Ganjar juga menyatakan dukungannya terhadap imbauan Presiden Joko Widodo soal larangan buka bersama (bukber) bagi pejabat dan ASN. Menurut Ganjar, pemerintah harus berhati-hati dengan Covid-19 karena kita menuju endemi. Larangan buka bersama dapat diartikan sebagai bentuk kesederhanaan, terutama dalam konteks isu-isu pamer kekayaan dan kemewahan di tengah masyarakat.

“Saya setuju dengan arahan tersebut. Apalagi, beberapa hari kan terlihat cerita-cerita yang seperti pamer ya. Mudah-mudahan kalau mengadakan buka ya buka yang sederhana, bersama keluarga tidak ada unsur pamernya, setuju saya,” kata Ganjar.[]


Tinggalkan Komentar