telusur.co.id - Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia terus mengoptimalkan kesiapan layanan operasional jelang pelaksanaan penerbangan haji, yang akan dimulai pada Jumat, 2 Mei 2025 mendatang. Dalam rangka memastikan fase keberangkatan hingga fase kepulangan haji berlangsung dengan lancar dan aman, upaya kesiapan dilakukan di sejumlah aspek mulai dari layanan, operasional, hingga penguatan tatakelola _safety_.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani menyampaikan, “Merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bahwa pengoperasian penerbangan haji di tahun ini menandai momentum Garuda Indonesia yang telah dipercaya selama tujuh dekade mengantarkan para jemaah haji Indonesia menuju Tanah Suci.”
“Untuk memastikan pesawat beroperasi dalam kondisi sehat dan layak terbang, Garuda Indonesia menerapkan sejumlah prosedur perawatan secara menyeluruh dan berlapis di seluruh armada yang akan melayani penerbangan haji melalui program Aircraft Health Program yang telah berlangsung sejak awal April lalu, termasuk pemenuhan General Authority of Civil Aviation (GACA) Certification sebagai syarat utama untuk mendaftarkan pesawat penerbangan haji ke Otoritas Kerajaan Arab Saudi,” jelas Wamildan.
Sementara itu, anak usaha GMF AeroAsia turut berpartisipasi aktif dalam memastikan kesiapan aspek teknis lainnya, diantaranya melalui optimalisasi Material/Spare Readiness yakni penempatan _tools_ dan _spare part_ di stasiun embarkasi sebagai mitigasi kebutuhan penggantian part pesawat; dan Manpower Readiness dengan penempatan 142 Engineer yang tersebar di 7 (tujuh) embarkasi hingga Jeddah, Madinah, dan Hyderabad.
Dengan lebih dari 25 ribu calon jemaah haji dengan usia di atas 65 tahun (atau sebesar 28,4% dari total jemaah) yang akan dilayani di tahun ini, Garuda Indonesia juga memfokuskan pada upaya pemenuhan kebutuhan penunjang pelayanan lanjut usia, baik selama di darat menuju dan turun dari pesawat. serta pada saat perjalanan udara berlangsung. Lebih lanjut, layanan penunjang tersebut juga mencakup kebutuhan bagi jemaah penyandang disabilitas
Wamildan menambahkan, “Program haji ramah lansia dan Disabilitas ini diharapkan dapat menghadirkan layanan penerbangan yang inklusif bagi jemaah lanjut usia maupun penyandang disabilitas, sehingga diharapkan kenyamanan perjalanan dapat dirasakan oleh seluruh jemaah dan persiapan ibadah haji pun semakin maksimal."
Sejumlah perlengkapan layanan penunjang di penerbangan yang akan disediakan di antaranya 30 _wheelchair_ di setiap embarkasi, 2 ambulift di embarkasi Jakarta dan Solo, bus jemaah yang dilengkapi dengan toilet, _priority boarding & disembark, special baggage handling, buggy car_ di Bandara Internasional King Abdulaziz, serta untuk memaksimalkan kenyamanan lebih tersedia juga selimut, _first aid kit_, _emergency equipment_ hingga asistensi para awak kabin untuk membantu mobilisasi jemaah selama di penerbangan.
Adapun pada sajian menu makanan di penerbangan, Garuda Indonesia turut menyiapkan _hot meals_ sebanyak 2 (dua) kali dan _snack_ sebanyak 1 (satu) kali sesuai dengan standar penyajian inflight meals bagi penumpang jamaah haji.
Berbagai optimalisasi layanan yang dihadirkan Garuda Indonesia tersebut merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan kami untuk senantiasa konsisten menghadirkan layanan penerbangan haji yang aman dan nyaman dengan standar layanan penerbangan bintang 5 bagi seluruh jamaah haji.
Lebih lanjut, sehubungan dengan adanya volatilitas nilai tukar mata uang imbas dinamika kondisi ekonomi global, dapat kami pastikan bahwa harga tiket penerbangan haji yang dikenakan tidak mengalami kenaikan, atau sesuai dengan kontrak yang ditandatangani bersama Kementerian Agama RI, yang juga telah melewati persetujuan dari Panja Komisi VIII DPR RI.
Pada musim haji tahun ini, Garuda Indonesia diproyeksikan akan membawa 90.933 penumpang yang terdiri dari 90.203 calon jemaah haji dan 730 petugas haji yang terbagi ke dalam 246 kelompok terbang (kloter) dan diberangkatkan dari 7 (tujuh) embarkasi yaitu Banda Aceh, Medan, Jakarta, Solo, Balikpapan, Makassar, dan Lombok.
Secara bertahap fase keberangkatan akan berlangsung mulai tanggal 2 – 16 Mei 2025 untuk penerbangan menuju Madinah, dan 17 – 31 Mei 2025 untuk penerbangan menuju Jeddah. Selanjutnya, fase pemulangan jemaah akan dimulai tanggal 11 – 25 Juni 2025 dengan keberangkatan dari Jeddah/Madinah menuju kota Embarkasi, dan 26 Juni – 10 Juli 2025 dari Madinah menuju kota Embarkasi.
Garuda Indonesia akan mengoperasikan sebanyak 13 armada wide-body selama musim haji berlangsung yang terdiri dari Boeing B777-300ER, Airbus A330-900neo, dan Airbus A330-300. Adapun dari total pesawat yang dioperasikan tersebut, 5 di antaranya merupakan pesawat sewa. Kemudian untuk mengantisipasi potensi _irregularity_ pada operasional penerbangan, Garuda Indonesia juga menyediakan 1 pesawat cadangan jenis Airbus A330-300.
Garuda Indonesia berkomitmen untuk terus melakukan optimalisasi layanan penerbangan haji secara berkesinambungan, selaras dengan berbagai masukan dan aspirasi yang disampaikan oleh para pemangku kepentingan penerbangan haji terkait pelaksanaan operasional haji tahun lalu.
“Kami meyakini bahwa setiap masukan yang diberikan merupakan bentuk dukungan, harapan, serta kepercayaan masyarakat terhadap konsistensi dan dedikasi Garuda Indonesia dalam menghadirkan layanan penerbangan haji yang aman, nyaman, dan sesuai dengan kebutuhan jamaah," tutup Wamildan.[iis]