Ini Kiat Kominfo Soal Konsep Bisnis Digital dengan Gunakan Influencer Marketing - Telusur

Ini Kiat Kominfo Soal Konsep Bisnis Digital dengan Gunakan Influencer Marketing

Webinar Kominfo "Konsep Bisnis Digital: Influencer Marketing"

telusur.co.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi meluncurkan program “Indonesia Makin Cakap Digital” pada tahun 2021.

Kemenkominfo akan terus meningkatkan pencapaian tersebut dengan menyasar kelompok-kelompok strategis di masyarakat. Untuk meningkatkan skor indeks literasi digital Indonesia ke level baik, Kemenkominfo secara konsisten akan terus menjalankan kegiatan literasi digital.

“Pada tahun 2022 akan diberikan pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta masyarakat agar tujuan peningkatan skor indeks literasi digital dapat tercapai dan peningkatan kecakapan digital tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal," kata Menkominfo Johnny G. Plate, dalam sambutan program Makin Cakap Digital.

Kemenkominfo bersama siberkreasi pada Selasa (20/9/22) menyelenggarakan kegiatan webinar untuk kelompok masyarakat di wilayah Sumatra dengan mengusung tema “Konsep Bisnis Digital: Influencer Marketing”. Webinar yang dihadiri lebih dari 1.300 orang, menghadirkan Fajria Fatmasari, Kepala Inkubator Bisnis Politeknik APP Jakarta & Praktisi Literasi Digital; Pradipta Nugrahanto, CEO & Co-founder Paberik Soeara Rakjat; serta Tio Prasetyo, Chief Business Officer Paberik Soeara Rakjat sebagai narasumber.

Dalam webinar tersebut, Fajria Fatmasari membahas mengenai konsep influencer marketing ditinjau dari perspektif kecakapan digital. Kata dia ada lima strategi influencer marketing yang perlu diketahui.

"Pertama, kenali target audiens dan tujuan. Kedua, pilih media yang sesuai dengan target audiens. Ketiga, tentukan budget. Keempat, pilih influencer yang sesuai dengan produk Anda. Kelima, lakukan evaluasi secara berkala," papar Fajria.

Tio Prasetyo kemudian membahas mengenai konsep influencer marketing dari perspektif etis digital. Menurutnya, ruang digital merupakan cerminan dari perilaku di ruang ruang lainnya, sehingga menerapkan etika di setiap ruang yang ada menjadi suatu keharusan, terlebih lagi saat mencocokkan influencer dengan produk.

"Ada tiga etika yang perlu dilakukan dalam memilih influencer. Pertama, pilihlah influencer yang memiliki riwayat baik secara bahasa dan perbuatan. Kedua, pilihlah influencer yang selalu memberikan manfaat dalam setiap kontennya. Terakhir, pilihlah influencer yang memiliki akun dengan centang biru," ujar Tio.

Sementara, Pradipta Nugrahanto membahas konsep influencer marketing ditinjau dari perspektif pilar aman digital. Keamanan digital adalah sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring.

"Dalam melakukan marketing melalui influencer penting untuk memiliki kompetensi keamanan digital yang mumpuni, seperti mengamankan perangkat digital, mengamankan identitas dan aset digital bisnis, serta selalu memberikan watermark di setiap konten yang kita buat dan share,"papar Pradipta. (Fhr)


Tinggalkan Komentar