Telusur.co.id - Penampilan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto pada debat keempat Pilpres, Sabtu malam kemarin, dianggap lebih kuat dibanding gelaran debat sebelumnya.
Pengamat media sosial dari Komunikonten, M. Samsul Arifin menuturkan, kepercayaan publik terhadap sebuah konten tergantung siapa yang menyampaikan.
Menurut dia, ketika Prabowo mengatakan “Saya jamin keutuhan NKRI dan Pancasila”, maka publik yakin dengannya, lantaran rekam jejaknya yang memang pernah mempertaruhkan nyawa untuk itu.
“Prabowo tampak menguasai materi debat semalam. Misalnya mengenai ideologi, Prabowo meyakinkan bahwa ia mampu memimpin Indonesia yang mejemuk. Prabowo menjelaskan latar belakang keluarganya yang berbeda-beda agama. Ia orang Banyumas sekaligus Minahasa. Mengenai keberagaman, Prabowo sudah mempraktekkan sejak lahir. Sehingga pernyataan Prabowo bahwa ia akan pertahankan kedaulatan NKRI dan Pancasila dengan seluruh kekuatan semakin meningkatkan kepercayaan publik kepadanya,” ujar Samsul dalam keterangan persnya kepada telusur.co.id, Minggu (1/4/19).
Samsul menguraikan, berdasarkan pengamatannya di lini medsos, warganet mengapresiasi pernyataan Prabowo dalam bentuk tagar #PrabowoBentengNKRI yang pada pukul 23.00 WIB, setengah jam setelah debat Pilpres keempat berada di tangga teratas. Tagar itu menjadi trending topik sekitar 114.000 kicauan per-jam tersebut.
Tagar #DebatPilpres2019 menjadi trending nomor dua dengan sekitar 58.900 twit. Ada juga tagar #Pancasila yang menjadi salah satu tema dalam debat yaitu ideologi negara, menjadi trending di twitter.
“Di bidang pertahanan dan keamanan, Prabowo terlihat sangat percaya diri. Ia selalu membicarakannya dalam banyak sesi debat. Ia ingin menunjukkan kemampuannya dalam bidang militer, seperti ia berulangkali menceritakan pengalamannya di militer,” paparnya.
Demikian juga dengan tema bidang hubungan internasional. Menurut Samsul, Prabowo menekankan salah satu tujuan utama perjuangannya yaitu untuk menjadikan Indonesia dihormati negara lain. “Beberapa kali Prabowo menyebut itu,” imbuhnya.
Sedangkan untuk capres petahana, Jokowi, Samsul menilai, banyak melontarkan istilah kekinian. Pernyataannya yang menyebut ‘Dilan’ atau Digital Melayani menjadi trending topik di twitter dengan tagar #PemerintahanDilan. Dilan adalah karakter fiksi dari novel dan film populer dengan judul yang sama.
“Jokowi lebih ingin mendekatkan diri kepada pemilih milenial dengan istilah-istilah yang lagi ngetrend. Konsep “Pemerintahan Dilan” yang dimaksud Jokowi adalah reformasi dalam bidang pelayanan berbasis elektronik,” tandas mahasiswa magister ilmu komunikasi UMJ ini.
Hasil penelusuran Komunikonten (Institut Media Sosial dan Diplomasi) di Google Trends periode 30 Maret 2019 untuk 4 jam terakhir, yang dilihat sekitar pukul 23.00 WIB, Prabowo lebih populer dibanding Jokowi. Popularitas Prabowo memuncak pada pukul 20.44 WIB.
Hal senada juga tampak pada hasil penelusuran di media sosial periode 30 Maret 2019, yaitu Prabowo lebih banyak dibicarakan dibanding Jokowi. Setidaknya 1088 kali warganet menyebut Prabowo Subianto, sedangkan Joko Widodo disebut 815 kali. [asp]