telusur.co.id - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menyatakan, negaranya bakal menggelar pemilihan umum parlemen dan presiden pada tahun ini. Pemilihan legislatif rencana digelar pada 22 Mei 201, Pilpres pada 31 Juli, pemilihan anggota Dewan Nasional Palestina direncanakan pada 31 Agustus. 

Terkait itu, anggota Komisi I DPR Sukamta mengaku menyambut baik rencana pesta demokrasi Rakyat Palestina tersebut. Karena, ini akan menjadi momentum yang sangat berharga bagi Palestina untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaannya.

"Sudah lebih dari 14 tahun Palestina alami pertikaian politik antara kubu Hamas dan Fatah sebagai imbas hasil Pemilu 2006 yang dimenangkan Hamas. Rencana pemilu yang akan digelar tahun ini akan jadi babak baru merajut persatuan nasional," kata Sukamta di Jakarta, Selasa (19/1/21).

"Ini momen yang tidak hanya dirindukan oleh rakyat Palestina, kita Bangsa Indonesia juga sangat berharap faksi-faksi yang bertikai di Palestina bisa segera bersatu. Tanpa persatuan tentu akan lebih sulit mewujudkan kemerdekaan yang dicita-citakan," sambungnya. 

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR ini menilai, pemerintah Indonesia perlu segera mendorong proses rekonsiliasi faksi-faksi yang bertikai di Palestina. 

Menurut Sukamta, Indonesia punya pengalaman untuk mendamaikan beberapa konflik di dunia. Apalagi, sikap Indonesia hingga saat ini tetap konsisten mendukung kemerdekaan Palestina dan menolak hubungan diplomatik dengan Israel.

"Saya yakin dengan posisi Indonesia yang konsisten hingga hari ini, faksi-faksi di Palestina tentu akan menerima ajakan Indonesia untuk diadakan forum rekonsiliasi," ungkapnya. 

Sukamta memprediksi, pemilu Palestina kali ini akan berada dalam situasi politik regional yang pelik. Karena beberapa negara teluk seperti Uni Emirat Arab, Bahrain dan Oman membuka hubungan diplomatik dengan Israel. 

Oleh sebab itu, Palestina tentu memerlukan dukungan yang lebih besar dari negara-negara lain yang masih komit mendukung kemerdekaan Palestina. 

"Komitmen Presiden Jokowi yang kerap disampaikan untuk wujudkan kemerdekaan Palestina perlu dihadirkan dalam agenda nyata. Momentum hadapi pemilu palestina kali ini bisa menjadi pintu masuk bagi Indonesia ikut terlibat secara aktif mendorong proses persatuan nasional Palestina. Bu Menlu bisa segera melakukan komunikasi untuk menawarkan maksud baik Indonesia memfasilitasi proses rekonsiliasi," tukasnya. [Fhr]