Telusur.co.id - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk bertindak dengan cepat.

Melihat, KPK yang telah membongkar kardus barang bukti berisi uang yang diduga untuk serangan fajar Pemilu 2019 milik tersangka mantan anggota DPR Fraksi Golkar, Bowo Sidik Pangarso

Menurut Fahri, membongkar dugaan adanya praktik-praktik serangan fajar, sehari sebelum hari H pemilihan, sangat perlu dilakukan oleh Bawaslu sebagai lembaga pengawas Pemilu. kalau perlu berkerja sama dengan KPK. Guna, menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan publik, apakah masih ada praktik yang serupa.

“Itu menjadi tugas Bawaslu untuk menginvestigasi. Seharusya, KPK bekerja sama dengan Bawaslu, sekarang. karena dugaan itu, membuat orang bertanya, apakah itu terjadi ditempat lain. modusnya itu juga mudah untuk dilacak. Bawaslu harus bertindak cepat,” ungkap Fahri di gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/4/19).

Sebelumnya,Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mulai membongkar kardus barang bukti berisi uang yang diduga untuk serangan fajar Pemilu 2019 milik tersangka mantan anggota DPR Fraksi Golkar, Bowo Sidik Pangarso. Uang tersebut terkait suap distribusi pupuk menggunakan kapal.

“Tidak ada nomor urut. Yang ada adalah cap jempol di amplop tersebut,” tutur Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 2 April 2019.

Febri menegaskan hanya menyampaikan barang buki sesuai fakta hukum dan enggan mengkaitkan dengan Pemilu 2019. Dia juga meminta agar tak mengkaitkan KPK dengan politik praktis.

Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan tiga orang tersangka.
yakni diduga sebagai penerima BSP (Bowo Sidik Pangarso)anggota DPR 2014-2019 dan IND swasta. Diduga sebagai pemberi, ASW, Marketing manager PT Humpuss Transportasi Kimia.

Ketiganya diduga memberikan atau menerima hadiah atau janji terkait distribusi pupuk.

KPK menduga ada pemberian dan penerimaan hadiah atau janji terkait kerja sama pengangkutan bidan pelayaran untuk kebutuhan distribusi pupuk menggunakan kapal PT HTK. [asp]