telusur.co.id - Di hari-hari terakhir masa jabatan, Menlu AS Mike Pompeo mengusulkan agar Presiden AS Donald Trump mendapatkan penghargaan Nobel Perdamaian.

Dilansir situs Times of Israel, Pompeo di laman Twitter-nya mencuit bahwa Trump mesti dihargai atas “upayanya dalam mewujudkan perdamaian antara negara-negara Arab dan Israel.” Sebab itu, ujar Pompeo, ia layak dihadiahi Nobel Perdamaian.

Beberapa bulan lalu, Abu Dhabi dan Tel Aviv mengumumkan bahwa dengan mediasi Trump, Muhammad bin Zayed dan Benyamin Netanyahu telah sepakat untuk menjalin hubungan dan kerjasama.

Beberapa pekan setelah normalisasi hubungan UEA-Israel, stasiun televisi Fox News mengklaim bahwa Trump adalah kandidat peraih Nobel Perdamaian 2021.

Pompeo menggulirkan usulannya di saat hasutan dan provokasi Trump telah memicu kerusuhan di Kongres AS pada Rabu (6/1/21) silam. Para pendukung Trump menyerbu Capitol Hill di saat Kongres tengah melakukan verifikasi hasil suara Electoral College yang memenangkan Joe Biden.

Sementara itu, DPR AS pada Kamis dini hari WIB mengesahkan rencana interpelasi pelengseran Presiden AS, Donald Trump.

Media-media AS memberitakan, para legislator AS mengesahkan rencana interpelasi pelengseran Trump usai mendapatkan 237 suara setuju dan 198 suara menolak.

Di antara mereka yang menyetujui interpelasi terdapat 10 legislator yang berasal dari partai Trump, yaitu Republik.

Dengan demikian, Trump menjadi Presiden pertama AS yang akan diinterpelasi untuk kedua kalinya selama memimpin Paman Sam. Ini adalah kali pertama dalam sejarah 244 tahun AS bahwa DPR negara itu dua kali mengesahkan interpelasi pelengseran seorang Presiden. [Tp]