telusur.co.id - Departemen Luar Negeri Suriah menyatakan, Prancis dan kelompok teroris dukungannya gagal meraih ambisinya di Suriah, dan mereka harus mengakui fakta dan perubahan yang terjadi di Arab, kawasan dan internasional.

Uni Eropa dan Amerika Serikat menjatuhkan beragam sanksi kepada Suriah sejak 2011 dengan tujuan mendukung teroris.

Kantor Berita SANA melaporkan, Deplu Suriah dalam statemennya menyatakan, mimpi diplomat Prancis untuk memulihkan kembali era kolonialisme dan hegemoni tidak lagi efektif, dan tatanan dunia baru berdasarkan multilateralisme dan penentangan terhadap sanksi ekonomi tak manusiawi serta penghormatan terhadap kedaulatan dan independensi negara lain.

"Kami mengikuti posisi pemisahan dari diplomasi Prancis setelah keputusan bersejarah yang diambil pada pertemuan para kepala negara Arab di Arab Saudi," tambah Kemenlu Suriah.

Dalam statemen ini disebutkan, diplomasi Prancis yang menyinggung harus merevisi posisinya karena negara-negara di seluruh dunia telah menyadari bahwa era hegemoni dan dominasi hak telah berakhir tanpa kembali.

November lalu, Deplu Suriah merespons statemen Kemenlu Prancis terkait kondisi di barat laut Suriah, dan menyatakan, statemen yang disertai dengan kebohongan dan tudingan ini kembali menguak peran destruktuif pemerintah Prancis di Suriah.

"Statemen ini yang kami kecam dengan keras, sebuah indikasi dukungan penuh pemerintah Prancis terhadap kelompok teroris di Suriah," demikian statemen Kemenlu Suriah. [Tp]