telusur.co.id - Situasi di Suriah memanas menyusul peristiwa saling serang antara kelompok-kelompok militan yang didukung Iran di satu pihak dan pasukan pendudukan Amerika Serikat (AS) di Suriah di pihak lain. Iran bersumpah siap meladeni AS jika negara ini mengobarkan perang dengan menyerang pangkalan-pangkalan militer yang dibangun Iran dengan persetujuan pemerintah Suriah.
Juru bicara Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran Keyvan Khosravi, Sabtu (25/3/23) menegaskan pernyataan panas itu sebagai tanggapan atas pernyataan pejabat AS bahwa Iran terlibat dalam serangan yang menerjang pangkalan ilegal AS ini di Suriah.
Dia menekankan bahwa AS sengaja mengkambing hitamkan Iran demi menghindari implikasi pendudukan ilegal AS terhadap sebagian wilayah Suriah.
“Washington tidak bisa mengaitkan negara lain dengan perlawanan alamiah dan legal negara-negara yang terokupasi terhadap pasukan AS, dengan cara menciptakan krisis yang direkayasa dan dusta,” tegas Khosravi, dikutipl Presstv, Minggu (26/3/23).
“Iran menanggung banyak beban demi menindak para teroris terkait dan mewujudkan keamaman yang permanen di Suriah. Iran menentang dan menolak segala bentuk aksi yang mengancam stabilitas negara ini,” tambahnya.
Keyvan Khosravi mengingatkan bahwa sudah menjadi rahasia umum AS-lah yang membuat dan menyokong ISIS serta menjadikannya sebagai alat untuk merealisasikan tujuan-tujuan politisnya di Suriah dan Irak.
“Dalih apapun untuk menyerang pangkalan-pangkalan yang dibangun dengan permintaan pemerintah Suriah untuk menanggulangi terorisme dan para antek ISIS di negara ini akan segera direaksi dengan balasan setimpal,” tegasnya.
Dilaporkan bahwa sebanyak lebih dari 20 roket telah ditembakkan ke dua pangkalan ilegal milik pasukan pendudukan AS di Suriah timur. Pos-pos terdepan pasukan AS yang berbasis di dekat ladang minyak al-Omar dan ladang gas Koniko di Provinsi Deir Ezzor menjadi target serangan itu.
Helikopter tempur AS terlihat terbang di atas ladang gas itu menyusul serangan tersebut.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada jaringan berita Aljazeera bahwa salah satu pangkalan AS di Suriah timur telah menjadi sasaran delapan roket.
Menurutnya, setidaknya satu orang AS terluka akibat serangan itu, dan Washington sedang menilai tingkat kerusakan yang disebabkan oleh proyektil.
Beberapa jam sebelumnya, pasukan AS dilaporkan melancarkan serangan mematikan terhadap sasaran-sasaran sipil di Deir Ezzor.
Dikutip Al-Alam, pusat dukungan penasehat militer Iran di Suriah menyatakan serangan itu menjatuhkan beberapa korban jiwa dan luka,.
Pangkalan AS di dekat al-Omar juga diserang roket pada hari Jumat setelah militer AS melakukan beberapa serangan udara terhadap posisi pejuang resistensi menyusul peristiwa serangan drone yang menewaskan seorang kontraktor AS serta melukai satu kontraktor AS , dan lima tentara AS.
AS dan sekutunya menginvasi Suriah pada tahun 2014 dengan dalih memerangi ISIS. Kelompok teroris takfiri ini muncul ketika AS kehabisan alasan untuk memperluas campur tangan regionalnya atau memperbesar skalanya.
Pasukan AS mempertahankan kehadiran ilegalnya di Suriah, meskipun Damaskus dan sekutunya berhasil mengalahkan ISIS pada akhir 2017. [Tp]