telusur.co.id - Gempa berkekuatan 6,9 skala Richter yang berkekuatan 4 pada skala intensitas seismik Jepang melanda lepas pantai Prefektur Iwate pada Minggu malam, memicu gelombang tsunami setinggi 20 sentimeter di beberapa daerah dan mendorong perintah evakuasi di beberapa kotamadya.
Setelah gempa yang terjadi pukul 17.03, peringatan tsunami dikeluarkan untuk Prefektur Iwate, memperingatkan kemungkinan gelombang setinggi 1 meter. Peringatan tersebut dibatalkan tak lama setelah pukul 20.00. Gempa awalnya dilaporkan berkekuatan 6,7 SR, dan Badan Meteorologi Jepang kemudian memberikan angka yang direvisi.
Tsunami setinggi 20 cm teramati di Pelabuhan Ofunato di Iwate pada pukul 18.25, sementara gelombang setinggi 20 cm lainnya terlihat di Pelabuhan Kuji di Iwate pada pukul 17.52, menurut JMA.
Gempa awal berkekuatan 4 SR di kota Morioka dan kota Yahaba di Iwate, serta di kota Wakuya di Prefektur Miyagi. Hingga pukul 20.30, 11 gempa lagi telah mengguncang wilayah yang sama, termasuk satu gempa berkekuatan 6,3 SR dan berkekuatan 3 SR.
Tidak ada laporan awal mengenai cedera atau kerusakan pascagempa.
East Japan Railway mengatakan Tohoku Shinkansen sempat kehilangan daya dan operasinya dihentikan sementara antara stasiun Sendai dan Shin-Aomori.
Tohoku Electric Power mengatakan tidak ada kelainan yang dilaporkan di pembangkit listrik tenaga nuklir Onagawa di Prefektur Miyagi.
Perdana Menteri Sanae Takaichi mengunggah pesan di akun X miliknya yang meminta masyarakat untuk menjauh dari pantai dan waspada terhadap gempa susulan dan gelombang tsunami yang dapat melanda wilayah tersebut.
Seorang pejabat JMA mengatakan pada konferensi pers Minggu malam bahwa gempa bumi dengan intensitas serupa atau bahkan lebih kuat dapat terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Sumber: Thejapantimes



