Peradaban Bangsa LeMuria, Agama Kepitayan, dalam Perspektif Sejarah Serta Datangnya Agama Besar di Nusantara. - Telusur

Peradaban Bangsa LeMuria, Agama Kepitayan, dalam Perspektif Sejarah Serta Datangnya Agama Besar di Nusantara.

Agus Wijayanto SH. MH. Foto: Ist

telusur.co.id -

Oleh : Agus Widjajanto, Pakar Hukum, Pemerhati Sosial Budaya dan Sejarah

Membicarakan agama dan kepercayaan yang ada di Nusantara khusus nya Jawa , yang sudah ada ribuan tahun sebelum datang nya agama agama besar baik dari Agama Samawi maupun dari Hindustan India, tidak bisa dilepaskan akan sejarah dari bangsa ini, yang diyakini para ahli disekitar pulau pulau yang jumlahnya ribuan pulau di Nusantara ini pernah ada benua yang hilang , yang tenggelam karena mencairnya Es di kutub Utara , yang berakibat Dunia mengalami Banjir Besar , dimana daratan menjadi terpisah dan membentuk pulau pulau , yang oleh Peneliti Inggris Stephen OpenHeimer tahun 1998 dengan teorinya daratan tersebut dulu disebut Sunda Land , atau benua Sunda dimana antara Sumatera Jawa Bali Nusa tenggara Barat dan Timur serta Kalimantan merupakan satu hamparan daratan , yang saat itu kosong karena tenggelamnya Benua yang hilang lalu terjadi migrasi besar besaran dari Utara ke Selatan dan mendiami pulau pulau di Nusantara ini, yang apabila dikaitkan dengan Firman atuhan dalam Kitab Kitab Suci agama Samawi mungkin berkaitan saat banjir Bandang Nabi Nuh . 

Bahwa sebelum ada bangsa ini di Nusantara, ditanah Nusantara ini telah ada suatu Bangsa yang sangat tinggi peradaban dan budaya serta penguasaan teknologi saat itu , disebut Bangsa LeMuria , yang konon merupakan bangsa yang ada sebelum Bangsa Atlantis , yang oleh para ahli berkaitan dengan wilayah disekitar Gunung Muria di Kudus Jawa tengah yang merupakan pusat peradaban tersebut yang hidup diperkirakan pada sekitar 75 000. - 11 000 Sebelum Masehi . 

Para ahli meyakini berdasarkan penelitian geologi , ada daratan yang bernama" Argolen " sebutan atas benua besar yang terpisah dari Australia Barat dan menghilang , yang merupakan satu misteri terbesar di Dunia Geologi yang akhirnya sedikit terpecahkan dimana Argolen Benua yang hilang yang menjadi kunci untuk menjelaskan asal usul keanekaragaman Fauna di Indonesia , yang artinya Indonesia dulu bukan merupakan negara kepulauan tapi sebuah daratan Benua besar yang terpecah karena pergeseran lempeng bumi dan adanya banjir besar karena mencairnya Kutub Utara, dan ini siklus ribuan tahun yang diyakini akan kembali terjadi karena merupakan hukum alam . 

LeMuria sendiri adalah benua hopotetis yang diusulkan oleh ahli Zoologi Philip Sclaters pada tahun 1864 yang berteori tenggelamnya sebuah Benua dibawah Samudera Hindia yang kemudian Teory ini diambil alih dan dijabarkan oleh ahli Okultis dengan Teory nya asal usul manusia . Hal ini agar para pembaca mempunyai gambaran yang jelas , tentang kondisi sebelum negeri ini terpecah menjadi Ribuan pulau pulau .

Bahwa menyangkut Agama dan kepercayaan dari orang orang Nusantara pada umum nya dan Jawa khususnya telah disepakati oleh para sejarawan dan para ahli sosiologi bahwa pada jaman kuno masyarakat Jawa menganut kepercayaan Animisme dan dinamisme , padahal yang terjadi sesungguhnya dari kepercayaan Animisme dinamisme tersebut masyarakat Jawa saat itu telah memiliki kepercayaan akan adanya kekuatan yang bersifat tak terlihat ( Ghaib ) yang sangat besar dan menakjubkan . Yang dalam perkembangannya agama orang Jawa tersebut disebut agama " Kapitayan " yaitu agama kuno yang diyakini oleh orang Jawa sebelum datang nya atau masuknya agama Hindu dan Budha dari tanah Hindustan India , pada abad ke 2 Masehi , dengan adanya kerajaan tertua pertama di pulau Syang Yang Sirah ( kepala ) Yaitu Kerajaan SalakaNagara. Diujung kulon lalu bergeser ke timur di Priangan dengan nama Taruma Nagara . Tuhan agama Kapitayan sendiri disebut " Sang Hyang Taya " yang mana Taya sendiri bermana kosong atau suwung ,Awang awung , kesunyatan .yang dalam agama agama besar dari Samawi disebut Tuhan Allah , yang berdiri sendiri tanpa wujud yang merupakan Dzat yang Esa, yang kekuasaan nya meliputi seluruh alam semesta, dimana sesungguhnya mempunyai makna yang hampir sama , beda nya dari Agama Agama Besar Baik Islam , Kristen , ditulis dalam Kitab suci secara Dogmatis , sedang agama Jawa kuno Kapitayan merupakan ajaran leluhur yang turun temurun tanpa dibukukan dalam sebuah Kitab yang dianggap firman Illahi . 

Pembawa dan penyebar Agama Kapitayan menurut keyakinan para penganut nya adalah Dang Hyang Semar , keturunan dari Sang Hyang Ismoyo yang berasal dari bangsa LeMuria yang dianggap Nabi nya Orang Jawa dari sejak jaman jawa kuno hingga kini masih diyakini yang dulu berdiri dan bersemayam dipusat pemerintahan nya di Jawa disekitar gunung Muria hingga gunung Lawu di Jawa tengah . 

Secara Etimologi kata Kapitayan merupakan istilah berasal dari Jawa kuno yang memiliki kata dasar " Taya " ( Huruf Caraka kuno ) yang berarti tak terbayangkan tak terlihat dan mutlak benar " 

Disini agar para pembaca bisa mengerti bahwa bangsa ini mempunyai peradaban yang Agung dan besar sebelum datang nya agama agama besar di dunia modern saat ini, hanya saja karena sifat dari Orang Orang Nusantara, khususnya Jawa yang selalu bisa menerima hal hal baru dan dipadukan dengan hal hal lama , termasuk dalam hal agama dan kepercayaan , maka tidak mengherankan mengapa Islam bisa diterima dan berkembang begitu cepat nya pasca Sunan Ampel Raden Rahmatullah , yang telah dianggap keluarga oleh Raja Brawijaya ke 5 , karena memang ada darah Singosari dari jalur keturunan ibundanya , karena ajaran agama Samawi tersebut sama dan identik dengan Tuhan dalam agama Kapitayan bahwa Tuhan tidak terlihat dan Mempunyai kekuasaan sangat besar , yang digambarkan dengan suwung atau kosong penuh kesunyatan , maka tidak mengherankan bahwa orang orang penganut Kejawen selalu mencari suwung atau susuhing angin ( Rumah angin ) agar bisa mengenal Tuhan yang Esa , yang laku dijabarkan dengan penemuan Manunggaling Kawulo lan Gusti , dalam perspektif tasawuf Jawa oleh Syech Abdul Jalil atau Siti Jenar, Dan Hingga Ronggo Warsito . Yang merupakan perpaduan antara agama Jawa kuno berdasarkan ajaran tutur tinular dari leluhur secara turun temurun dengan ajaran sesuai kitab Suci dalam agama Islam , walaupun sesungguhnya kejawen sendiri tidak hanya bagi pemeluk agama Islam saja tapi ada juga Kristen Kejawen , Budha dan Hindu Kejawen , hanya saja sudah terlanjur identik Hanya Islam Kejawen karena mayoritas dalam masyarakat Jawa saat ini adalah memeluk agama Islam , 

Kembali kepada Tuhan dari Agama kuno Jawa Kapitayan , adalah Syang Hyang Taya , yang orang jawa mendefinisikan dalam satu kalimat " Tan Keno Kinoyo Ngopo " yang artinya tidak bisa digambarkan seperti apa yang bersifat Ghaib atau tidak terlihat tapi dirasakan setiap kehadirannya . Maka tidak heran karena antara Tuhan Allah dalam Alquranul kharim punya makna yang sama dengan Tuhan nya Agama Jawa kuno Kapitayan , dengan demikian wajar apabila perkembangannya sangat pesat dan cepat di Nusantara ini khusus nya Jawa. 

Apabila dikaitkan dengan agama Kapitayan dengan Agama Budi seperti yang diramalkan dalam Ramalan Jawa baya , akan datang nya Agama Budi bersenjatakan Trisula Weda , akan nagih janji sesuai janji perjanjian Sabdo Palon Noyogenggong dengan syech Subakir ditanah Jawa, maka bisa dijelaskan disini , yang mempunyai makna, segala tindakan kita dalam ibadah Yang bersifat Mu' amallah , harus manunggal atau satu antara hati manusia, ucapan manusia dan tindakan manusia yang harus berbudi luhur sesuai ajaran ajaran luhur , yang digambar kan sebagai sebuah pusaka atau senjata Trisula Wedha . Yang bisa menyelamatkan manusia . Kadang pada jaman modern ini , manusia hanya menonjolkan Akidah dan Ritual ibadah seperti Sholat, puasa, zakat , haji , akan tetapi tidak ditransformasikan akidah akidah tersebut dalam tindakan nyata dalam kehidupan sehari hari dalam masyarakat ( Mu' amllah ) itu yang kerap menjadikan kita sebagai manusia yang gagal paham dalam memahami sebuah ibadah secara utuh , dan yang lebih miris lagi terjadi fenomena , bahwa bangsa ini dulu bangsa penyembah berhala , yang apabila tidak datang agama agama besar samawi maka bangsa ini tetap akan jadi bangsa penyembah animisme dinamisme , hal ini karena kekerdilan cara berpikir dan tidak tahu secara utuh sejarah masa lalu bangsa ini . Sebuah bangsa yang mempunyai peradaban yang sangat besar dimana dibelahan dunia lain masih primitif , Bangsa di tanah Nusantara ini sudah berbudaya tinggi dan mempunyai peradapan yang sangat luar biasa.


Tinggalkan Komentar