telusur.co.id -SURABAYA - Menjelang masa angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, PT KAI bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) melakukan inspeksi menyeluruh di jalur utara dan selatan Pulau Jawa. Dalam inspeksi tersebut, dua tim diturunkan: satu tim menyusuri jalur utara yang dipimpin langsung oleh pimpinan KAI, sedangkan tim jalur selatan dipimpin Direktur Utama PT. KAI, Bobby Rasyidin.
Bertempat di KAI Daop 8 Surabaya, Gubeng, Rabu (08/11/2025) siang, untuk menutup rangkaian inspeksi sebelum memasuki masa operasi Nataru. Program angkutan Nataru KAI sendiri akan berlangsung mulai 18 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026.
Fokus Utama: Keselamatan, Keandalan, dan Pelayanan Prima
Bobby menegaskan bahwa, ada tiga aspek utama yang menjadi prioritas persiapan:
1. Keselamatan dan Keamanan
Menjamin keselamatan penumpang, awak kereta, serta lingkungan yang dilintasi.
2. Keandalan Operasi
Optimalisasi seluruh layanan operasional meski menghadapi lonjakan trafik penumpang selama libur panjang.
3. Pelayanan Prima
Memberikan pengalaman perjalanan yang nyaman dan berkualitas tinggi bagi seluruh pelanggan.
Insentif Pemerintah dan Penjualan Tiket
Pemerintah turut memberikan insentif berupa diskon 30% untuk tiket kelas ekonomi pada periode libur Nataru. Untuk kategori ini, KAI menyediakan 1,5 juta tempat duduk, dan per hari ini 23% telah terjual, terutama pada tanggal-tanggal favorit. Angka tersebut meningkat dibanding periode Nataru 2024.
Selain itu, KAI juga menyediakan 3,5 juta tiket non-ekonomi tanpa insentif pemerintah. Dari jumlah tersebut, 25% telah terjual, menunjukkan tren kenaikan pemesanan yang sama dibanding tahun sebelumnya.
“KAI mengimbau calon penumpang untuk segera memesan tiket agar tidak kehabisan kuota,” jelas Dirut Bobby saat diwawancarai awak media di sela-sela kunjungannya. Rabu, (03/12/2025) siang.
Peningkatan Infrastruktur Jalur dan Sarana
Untuk memastikan tiga aspek utama tetap terjaga, KAI telah melakukan berbagai peningkatan infrastruktur:
1. 84 km rel ditingkatkan menjadi tipe R54, yang memiliki ketahanan dan stabilitas lebih baik.
2. 150 unit wesel diganti untuk meningkatkan kelancaran perjalanan kereta.
3. Penambahan balas (bantalan batu) untuk menjaga kestabilan jalur.
“Pemeriksaan dan penyempurnaan sarana lokomotif serta rangkaian kereta yang digunakan dalam masa angkutan Nataru,” tegas mantan Direktur Utama PT. Len Industri (Persero) ini.
Pemantauan Datsus (Daerah Pantauan Khusus)
Selama inspeksi, KAI juga memetakan area yang masuk kategori Daerah Pantauan Khusus (Datsus). Area-area ini mendapat perhatian lebih dengan pemantauan dan perbaikan berkala demi menjaga keselamatan dan keandalan operasi selama Nataru. (ari)
