telusur.co.id - Ketegangan di Timur Tengah memasuki babak baru yang membara. Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengumumkan bahwa proses “balas dendam nasional” terhadap Israel telah resmi dimulai, menyusul gugurnya tujuh komandan senior Pasukan Dirgantara IRGC, termasuk sang komandan utama, Mayor Jenderal Amir Ali Hajizadeh.
Dalam pernyataan mengejutkan yang dirilis Minggu, 15 Juni, IRGC menyebut serangan udara Israel yang terjadi pada dini hari Jumat sebagai “aksi teroris pengecut”. Serangan itu menewaskan tokoh-tokoh militer penting Iran: Mahmoud Baqeri, Davood Sheikhian, Mohammad Baqer Taherpoor, Mansour Safarpour, Masoud Tayyeb, Khosro Hassani, dan Javad Jarsara.
“Ini baru awal dari jalan panjang balas dendam nasional. Rezim Zionis harus bersiap menghadapi konsekuensi. Era kejahatan yang tak dihukum telah berakhir.”
Pernyataan resmi IRGC
IRGC tidak hanya berduka, tetapi bersumpah akan membalas dengan kekuatan penuh. Mereka menyatakan bahwa pengorbanan para komandan tidak akan melemahkan, tapi justru memperkuat tekad bangsa Iran untuk menjatuhkan apa yang mereka sebut sebagai “rezim Zionis palsu dan penjajah.”
Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa respons Iran tidak akan berhenti pada satu serangan balasan. “Penghancuran dan keruntuhan Israel hanyalah masalah waktu,” tambah pernyataan itu dengan nada tajam.[iis]