Anies Siap Nyapres, Pengamat: Tergantung Parpol, Berani Nggak Buldozer Oligarki dan Cukong? - Telusur

Anies Siap Nyapres, Pengamat: Tergantung Parpol, Berani Nggak Buldozer Oligarki dan Cukong?

Anies Baswedan. Foto: Liputan6.com

telusur.co.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menyampaikan sinyal siap mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilihan umum pada 2024. Namun, semuanya tergantung pada partai politik.

"Saya siap mencalonkan diri sebagai presiden jika sebuah partai mengusung saya,” ujar Anies kepada kantor berita Reuters dalam sebuah interview di Singapura. 

Founder Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai, apa yang disampaikan Anies membuktikan bahwa dirinya "menyerahkan" nasibnya ke tangan partai politik, meskipun punya bobot elektoral papan atas. 

"Termasuk Ganjar Pranowo yang elektabilitasnya terbilang 'moncer' juga sangat tergantung nasibnya pada keputusan 'konsensus' partai politik terkait siapa yang bakal diusung sebagai kandidasi capres pada agenda hajatan  pemilu 2024," kata Pangi di Jakarta, Sabtu (24/9/22).

Menurut Pangi, partai politik menjadi determinan menentukan dalam rangka menjawab tantangan bangsa kedepannya yang “makin berat” dan “makin kompleks”.  

Partai semestinya punya “sense of politics” agar mampu menjawab kebutuhan “user” rakyat untuk mengatasi problematika yang hari-hari sedang dihadapi masyarakat kian berat.

Untuk itu, parpol harus mampu melawan “protokol oligarki”, dan mulai membaca “protokol rakyat”. Dengan begitu, nantinya rakyat bisa punya presiden yang sensitif membaca selera rakyat.

"Presiden yang nantinya ketika terpilih tunduk-serta ikut mengutamakan (afirmatif)  agenda  'pro rakyat' bukan semata-mata menjalankan agenda 'eksklusif oligarki'  atau golongan kelompok tertentu saja," tegasnya.

Bagi Pangi, parpol sangat penting di dalam menyiapkan capres-cawapres pada level “candidasi”. Sebab partailah yang bisa meracik varian menu yang bakal disajikan untuk dipilih rakyat pada level “election”.

"Harapan besar kita bagaimana menu yang tersedia untuk dipilih masyarakat 'merepresentasikan' agenda protokol rakyat, 'membuldozer' agenda para oligarki dan cukong yang terkesan selalu diutamakan, dengan mengorbankan agenda kesejahteraan rakyat," tukas Pangi.[Fhr]


Tinggalkan Komentar