telusur.co.id - Banjar Creative Space (BCS) sebagai pusat kreatif, diyakini akan membangkitkan ekonomi masyarakat Kabupaten Badung, Bali. Alasannya, Balai Banjar biasa digunakan sebagai sentra giat adat-budaya, sosial, dan keagamaan adalah pusat aktivitas masyarakat.
"Sehingga sangat tepat juga dimanfaatkan pula untuk aktivitas produktif ekonomi warga," kata Menkop Teten Masduki dalam acara Pengukuhan Pengurus Komunitas Kreatif Banjar Samuan sekaligus Penandatanganan MoU Dengan Ekosistem Pendukung BCS di Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (30/10/21).
Menurut Teten, sebanyak 4.600 balai banjar yang terdata di seluruh Provinsi Bali merupakan potensi jejaring infrastruktur dan sumber daya manusia untuk pengembangan UMKM.
Dengan adanya BCS, anak-anak muda kreatif yang ada di banjar dapat memaksimalkam potensi mereka untuk belajar, berlatih, berkreasi, berkolaborasi, dan membangun bisnisnya.
"Dari banjar juga harapannya akan muncul produk-produk unggul yang bisa di-scale up untuk didorong masuk ke pasar nasional dan internasional," kata Teten.
Teten berharap, adanya BCS ini dapat menjadi motor yang mengakselerasi transformasi digital UMKM Badung. Pasalnya, di tengah pandemi dan di era disrupsi digital, kemampuan digital UMKM menjadi sangat krusial untuk dikembangkan.
Menurutnya, perlu ada pendekatan ekosistem dari hulu ke hilir untuk transformasi digital yakni mulai dari pelatihan, pendampingan, factory sharing, pembiayaan, dan akses pasar.
"Saya meyakini ini akan menjadi role model. Ini juga bisa menjadi inspirasi pemanfaatan banjar, pusat aktivitas warga untuk menghadirkan dampak bagi kesejahteraan masyarakat," tukasnya.[Fhr]