telusur.co.id - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menginstruksikan agar pengoperasian infrastruktur pengendali banjir di Kota Semarang dioptimalkan.
"Saat ini sedang kami lakukan perbaikan beberapa pompa di Rumah Pompa Kali Sringin dan Kali Tenggang. Ditargetkan selesai seluruhnya pada tanggal 5 Desember 2023. Sementara ini difungsikan juga 11 unit pompa portabel (mobile)," kata Basuki usai meninjau sejumlah rumah pompa di Kota Semarang, ditulis Sabtu (2/12/23).
Basuki menjelaskan, dari 11 pompa portable, sebanyak empat unit ditempatkan di Kali Tenggang, dua unit di Kali Sringin, tiga unit di Kali Terboyo dan sisanya tersebar di beberapa titik.
Menurut Basuki, perbaikan pompa di Kali Sringin dan Kali Tenggang memang merupakan bagian dari operasi dan pemeliharaan, karena pompa tersebut sudah beroperasi cukup lama dari 2018.
Selain perbaikan pompa dan pengerahan pompa portabel, Basuki menyebutkan Kementerian PUPR juga telah menyiapkan rencana pengendalian banjir jangka panjang di Kota Semarang dengan mengoptimalkan Rumah Pompa Waru, Kandang Kebo, sera Kolam Retensi dan Rumah Pompa Muktiharjo.
"Kami akan lebih banyak mengalihkan beban/debit ke KBT (Kanal Banjir Timur) untuk mengurangi beban Rumah Pompa Kali Tenggang. Ada Pompa Muktiharjo, lalu masuk ke Pompa Waru. Dari Waru kita akan tambah pompa untuk masuk ke KBT," terangnya.
Dengan sistem tersebut, menurut Basuki, beban Rumah Pompa Kali Tenggang maupun Kali Sringin menjadi tidak terlalu berat. "Saat ini detail enginering desain (DED) sudah ada. Mudah-mudahan pada tahun 2024, kita bisa mulai kerjakan," ujarnya.
Dijelaskan Basuki, penanganan banjir di Kota Semarang dilakukan menggunakan sistem polder dan pompa, yang mencakup area Semarang Barat, Semarang Tengah, serta Semarang Timur yang terdiri atas Rumah Pompa Tenggang dan Sringin. Sistem polder dan pompa tersebut dirancang untuk mengatasi banjir rob yang terjadi di Kota-kota Pantura Jawa, seperti Semarang, Pekalongan, Tegal hingga Jakarta.[Fhr]