Belum Temukan Kartel Kremasi, Polisi: Kalau Dugaan Percaloan Ada - Telusur

Belum Temukan Kartel Kremasi, Polisi: Kalau Dugaan Percaloan Ada

Ilustrasi kremasi (Ist)

telusur.co.id - Polres Jakarta Barat terus mendalami dugaan adanya kartel kremasi yang ada di wilayahnya. Hingga saat ini sudah ada 10 orang yang diperiksa terkait kasus tersebut.

Kanit Krimum Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat AKP Avrilendy mengatakan, 10 orang yang diperiksa merupakan berasal dari pihak krematorium. Polisi juga telah memeriksa Martin, sang pembuat pesan tentang kartel kremasi.

"Sementara kita belum menemukan adanya suatu kartel. Karena kalau kartel itukan harus ada kerjasama antara penyedia jasa ataupun produsennya, atau sesama agen penyedia jasa mereka sepakat untuk membentuk satu harga demi keuntungan," ujar Avrilendy saat dikonfirmasi, Rabu (28/7/21).

Kendati belum menemukan indikasi kartel kremasi, namun kata Avrilendy, polisi menemukan dugaan praktik percaloan. Para calo ini yang memainkan harga proses kremasi ke keluarga jenazah.

Para calo bertugas untuk menghubungkan antara pihak rumah duka ke krematorium. Di sana diduga mereka memainkan harga.

"Jadi yang ditemukan ada pihak-pihak yang berperan sebagai makelar yang menghubungkan rumah duka dan krematorium. Kemudian mengambil keuntungan dengan menaikkan harga," jelasnya.

Sebelumnya, Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto mengatakan, pihaknya telah menyelidiki dugaan adanya praktik kartel kremasi, seperti yang banyak dibicarakan orang. Untuk masyarakat yang pernah menjadi korban juga diharapkan dapat melapor ke pihak kepolisian.

"Sekarang sedang kita lidik ya, kalau memang ada korbannya, silakan melaporkan," ujar Agus saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (21/7/21).

Agus menegaskan, pihaknya akan menindak pelanggaran yang berkaitan penanganan Covid-19. Oleh karena itu diperlukan koordinasi semua pihak bila menemukan pelanggaran.

"Mari kita bergandengan tangan untuk membantu meringankan beban dari masyarakat dari tindakan oknum yang mencari keuntungan di tengah pandemi Covid-19," katanya. (Tp)


Tinggalkan Komentar