telusur.co.id - Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan penarikan pasukannya dari Yaman, sekaligus menandai berakhirnya operasi yang disebut sebagai misi “kontraterorisme”. Keputusan ini muncul setelah pemerintah Yaman yang diakui secara internasional menuntut Abu Dhabi menarik pasukannya dalam waktu 24 jam, seruan yang segera didukung oleh Kerajaan Arab Saudi.
Pengumuman tersebut disampaikan hanya beberapa jam setelah koalisi pimpinan Arab Saudi melancarkan serangan udara ke pelabuhan Mukalla di Yaman selatan. Riyadh menuduh pengiriman yang ditargetkan merupakan senjata dari UEA untuk Dewan Transisi Selatan (STC), kelompok separatis yang kini menguasai sebagian besar wilayah Yaman selatan. UEA membantah tuduhan itu, menegaskan bahwa pengiriman tersebut ditujukan untuk pasukan Emirat sendiri.
STC, yang awalnya bersekutu dengan pemerintah Yaman melawan pemberontak Houthi, kini berbalik menyerang pasukan pemerintah yang didukung Arab Saudi. Dalam serangan bulan ini, STC berhasil menguasai provinsi Hadramout dan Mahara, wilayah strategis yang berbatasan langsung dengan Arab Saudi.
Arab Saudi menyatakan kecewa atas “tekanan UEA” terhadap STC untuk melakukan operasi militer di wilayah tersebut. Riyadh menilai langkah itu sebagai ancaman terhadap keamanan nasional. “Setiap ancaman terhadap keamanan nasional adalah garis merah, dan Kerajaan tidak akan ragu mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menghadapi dan menetralisir ancaman tersebut,” tegas pernyataan resmi.
Kementerian Pertahanan UEA menyampaikan bahwa keputusan penarikan pasukan diambil setelah “penilaian komprehensif” atas peran Emirat di Yaman.
“Mengingat perkembangan terkini dan implikasi potensialnya terhadap keselamatan dan efektivitas misi kontra-terorisme, Kementerian Pertahanan mengumumkan penghentian sementara personel kontra-terorisme yang tersisa di Yaman atas kemauan sendiri, dengan cara yang memastikan keselamatan personelnya,” demikian pernyataan resmi.
UEA juga menegaskan komitmennya untuk menjaga keamanan Arab Saudi dan mencari solusi yang mencegah eskalasi lebih lanjut, dengan menekankan pentingnya koordinasi berdasarkan fakta yang dapat diandalkan. [ham]




