telusur.co.id - Beberapa kali pembangunan dan revitalisasi Bandar Udara (Bandara) Sibisa berulang kali melakukan perpanjangan dan pelebaran area Bandara, proses pembangunannyapun diduga telah menelan anggaran belanja negara APBN dari tahun ketahun sebagai proyeknisasi sampai ratusan Milliar rupiah, dan kini setelah sempat rute Sibisa-Nias itu kurang populer beberapa tahun silam dan minim penumpang ternyata kini difungsikan lagi hanya untuk melayanai rute Sibisa- Gunung Sitoli (Nias).
Hampir dipastikan, bahwa operasioanal Bandara perintis Sibisa ini akan kembali menyedot uang negara lagi, sebab pemerintah harus melakukan subsidi, supaya pesawat jenis "Susi Air" yang hanya berpenumpang 18 orang itu bisa mengudara dari Sibisa, Kecamatan Ajibata,Kabupaten Tobasa ke Nias.
Kepala Bandara Pinang Sori Farel Tobing saat dikonfirmasi, Kamis (30/1/2020) mengakui bahwa penerbangan Susi berkelas perintis itu masih disubsidi oleh pemerintah.
Menurut Farel, rute Sibisa-Nias ini dengan ide melayani wisatawan yang ke Nias bisa melakukan perjalanan ke Parapat, selain warga nias yang banyak bekerja dan berdomisili di Parapat, tanpa menjelaskan berapa KK warga Nias di Parapat dan sekitarnya yang akan bepergian ke Nias.
Farel Tobing juga memyampaikan kegiatan perintis ini oleh kantor pusat perhubungan dan tahun lalupun penerbangan perintis ini juga difungsikan dengan rute dan frekwensi yang sama (Sibisa-Nias, red) dan penumpangnya bisa sampai 80% kata Farel.
Farel Tobing juga menyampaikan bahwa 1 pesawat berisikan 18 penumpang, kenyataan di lapangan, penumpang bisa sampai dengan 14 orang penumpang.
Farel menambahkan bahwa penerbangan Sibisa-Nias hanya sekali seminggu dan setiap hari senin saja, pada pukul 11.00 Wib.
Jadi penerbangan Sibisa -Gunung Sitoli (Nias) juga memiliki armada Susi Air dengan kapasitas sembilan penumpang, dengan tarif Tiket Rp280.000 per orang, jika bagasi hanya 8Kg digratiskan dan jika over bagasi akan dikenakan tarif Rp20.000/kg.
Sementara itu Kasatpel Bandara Sibisa Jansen Saragih menjawab konfirmasi perihal beroperasionalnya kembali Bandara Sibisa mengatakan, bahwa sejak tahun 2017 yg lalu, Pemerintah Pusat Cq. Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam hal ini melalui Bandara Sibisa telah melakukan peningkatan beberapa fasilitas eksisting dengan tujuan menopang Kawasan Danau Toba menjadi destinasi dunia dan menjadi prioritas Kawasan Pariwisata Nasional.
Beberapa peningkatan hingga saat ini yg sdh dilakukan adalah perpanjangan runway menjadi 1.630 M x 30 M, (saat ini digunakan untuk ops penerbangan baru 1.200 M x 30 M), peningkatan PCN runway eksisting menjadi PCN 15, rehabilitasi Gedung terminal, dan Studi RTT.
Tentu peningkatan fasilitas ini masih perlu di tingkatkan lagi kedepannya agar dapat memenuhi target untuk mendaratkan pesawat jenis ATR 72 sebagaimana yg tertuang dalam Master Plan.
Walaupun demikian, setelah dilakukan perpanjangan dan pelebaran runway menjadi 1.200 M x 30 M dan rehab ged terminal pada Tahun 2017 dilanjutkan peningkatan PCN runway eksisting (750 M), Bandar Udara Sibisa berusaha untuk memanfaatkan peningkatan fasilitas ini agar penerbangan di Bandara Sibisa dapat dinikmati oleh masyarakat pengguna jasa angkutan udara secara umum dan masyarakat Tobasa secara khusus serta dapat memberikan dampak terhadap peningkatan wisata Danau Toba.
Maka pada Tahun 2019, setelah melalui verivikasi Otoritas Bandara Wil II Medan dengan standar minimal fasilitas di Bandara Sibisa, Bandara Sibisa dapat dilayani dengan penerbangan Angkutan Perintis dengan rute Nias - Sibisa - Nias setiap 1 minggu sekali pada hari Jumat di Tahun 2019 dan berubah menjadi setiap hari senin di Tahun 2020
Dengan fasilitas yg masih minimal diatas, penerbangan yg masih bisa dilayani adalah Angkutan Perintis yaitu penerbangan yang masih di subisidi oleh pemerintah dlm hal ini Kementerian Perhubungan dengan tujuan agar membuka deman masyarakat baik dari/ke tobasa atau danau toba dan sekitarnya
Salah satu kriteria dari penerbangan Angkutan Perintis berdasarkan peraturan yang ada adlh bagaimana menciptakan akses dari satu daerah ke daerah lainnya dmn akses lainnya blm terdapat, maka rute Nias - Sibisa - Nias menjadi sangat potensial untuk di jadikan Penerbangan Angkutan Perintis, bahkan setelah kmi mencari data kepada pihak Pemkab Tobasa ternyata terdapat hampir 2000 KK warga Nias yg berdomisili di Kabupaten Tobasa dan sebaliknya warga di daerah tapanuli yang berada di Nias
Tentu ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai akses, dan diharapkan menciptakan deman yang tinggi sehingga suatu saat rute tersebut dapat di layani oleh penerbangan komersil tentu dengan syarat telah dilakukan penyesuaian fasilitas di Bandara Sibisa dgn rencana pesawat komersil yg akan melayani.
Bahkan kedepan pemerintah akan terus berupaya miningkatkan fasilitas bandara sibisa sehingga target mendaratkan pesawat sejenis ATR 72 dapat tercapai sehingga rute wilayah lainnya berpotensi untuk dilayani dan dapat memberikan dampak positif bagi wilayah Tobasa dan sekitarnya dan dapat menopang peningkatan Pariwisata Nasional Danau Toba
Maka diharapkan masyarakat dan seluruh stake holder dapat saling mendukung demi pengembangan Bandara Sibisa kedepannya.
Saat ini Pemkab Tobasa sedang dalam proses pembebasan lahan masyarakat untuk pengembangan Bandara Sibisa, diharapkan pada Tahun ini dapat terealisasi sehingga peningkatan fasilitas berupa pembangunan terminal baru, taxiway baru, apron baru dan perpanjangan hingga 2.000 M dapat dilakukan di Bandara Sibisa secepatnya, tentu dukungan masyarakat secara khususnya dan stake holder sangat diperlukan yang tentu berdampak luas untuk seluruh aspek dan khususnya bagi masyarakat Tobasa diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi
Untuk penerbangan perintis tahun 2019 kemarin bkn krn terhenti oleh deman namun krn pesawat yang melayani yaitu Avia Star menggunakan peswat Twin Oter mengalami maintanence selama dua bulan.
Tahun 2020 ini Angkutan perintis dilayani oleh maskapai Susi Air menggunakan pesawat Grand Caravan berpenumpang 12 orang dan penerbangan perdana telah dilaksanakan tgl 20 Januari kemarin, Kata Jansen.
Semoga penerbangan tahun ini dapat berjalan lancar dan dapat berdampak bagi seluruh stake holder khususnya bagi pengguna jasa angkutan udara di Bandara Sibisa..
Tahun depan kita akan usulkan untuk rencana penerbangan 2 x seminggu sampai akhirnya Bandara Sibisa dpt dilayani pesawat yang lebih besar seperti ATR 72 dgn rute yang lain seperti ke Batam contohnya. Kata Kasatpel Bandara Sibisa Jansen Saragih. [Asp]
Laporan: Jes Sihotang.