telusur.co.id - Penjaga gawang wanita Iran, Zohreh Koudae, menggungat Faderasi Sepakbola Yordania atas tuduhan yang menyatakan dirinya seorang pria.
Wanita berusia 31 tahun itu menilai, FA Yordania telah mengintimidasi dirinya dengan mengajukan pemerikasaan verifikasi gender kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) setelah bertanding 25 September lalu di Uzbekistan.
Dalam pertandiangan Grup G, Koudeai melakukan dua penyelamatan hebat saat mengalahkan lawan dengan adu penalti yang berakhir 4-2. Penalti itu dilakukan setelah skor imbang 0-0.
Aksi heroik Koudae membantu Iran mengamankan satu tiket ke Piala Asia Wanita AFC 2022 untuk pertama kali dalam sejarah sepak bola wanita Iran.
Namun, kemenangan timnas wanita Iran menjadi sorotan setelah Pangeran Ali Bin Al-Hussein selaku presiden Asosiasi Sepak Bola Yordania, mengajukan permintaan verifikasi gender kepada Koudaei.
Tak tinggal diam, Koudaei membatah tuduhannya dan mengatakan akan mengambil tindakan jalur hukum kepadda FA Yordania.
"Saya seorang wanita. Ini adalah intimidasi dari Yordania. Saya akan menuntut FA Yordania," kata Koudaei dalam sebuah wawancara dengan Turki Hurriyet, dikutip Sport Bible, Kamis (18/11/21).
Sementara itu, pejabat Iran membela Koudaei terhadap tuduhan tersebut. Maryam Irandost selaku pelatih tim mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan ketat.
"Staf medis telah memeriksa dengan cermat setiap pemain di tim nasional dalam hal hormon untuk menghindari masalah seperti ini, jadi saya memberi tahu semua suporter untuk tidak khawatir," kata Maryam.
"Kami akan memberikan dokumentasi apa pun yang diinginkan Konfederasi Sepak Bola Asia tanpa membuang waktu," tambahnya.
Laporan: Nurhamidah Febriani