telusur.co.id - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengadakan sidang mendesak pada hari Selasa (2/4/24) atas permintaan Rusia, untuk membahas serangan udara Israel terhadap Konsulat Iran di Damaskus, ibu kota Suriah.
Sidang itu diwarnai kecaman internasional atas serangan tersebut serta penilaian bahwa serangan itu merupakan provokasi dan eskalasi yang berbahaya.
Dilansir dari Al Alam, Kamis (4/4/24) Wakil Tetap Suriah untuk PBB, Qusay al-Dahhak, menjelaskan peristiwa itu sebagai akibat dari agresivitas Israel. Dia menekankan bahwa kejahatan Israel dan AS dilakukan melalui koordinasi dengan organisas-organisasii teroris, dan bahwa Washington meremehkan keputusan DK PBB dan nyawa 33.000 korban sipil di Gaza.
Al-Dahhak mengatakan bahwa Washington mendorong pengabaian hukum internasional dan memotivasi agresor, dan bahwa Suriah akan terus berupaya untuk mendapatkan kembali wilayah Golan yang diduduki Israel.
Dia menekankan bahwa serangan Israel tidak akan menghalangi ketegasan negaranya dalam mendukung bangsa Palestina.
Perwakilan Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, meminta Dewan Keamanan mengutuk Israel atas agresinya di Timur Tengah, termasuk Suriah. Dia menekankan, dengan dukungan AS, Israel mengabaikan keputusan DK PBB untuk gencatan senjata di Gaza dan menyebut resolusi itu tidak mengikat.
Dia mengkritik tiga negara Barat AS, Inggris, dan Perancis yang menolak mengutuk agresi Israel terhadap misi diplomatik.
Nebenzya dengan nada satir mengatakan, tiga negara itu biasanya mengaku mengetahui segalanya dalam sekejap, namun dalam kasus ini malah mengaku tidak mengetahui apa yang terjadi di Suriah, dan malah menganggap Iran bertanggung jawab.
Kepada tiga negara itu dia mengingatkan; “Dalam hal ini, Anda sekalian menanggung segala konsekuensi atas apa yang mungkin terjadi.”
Perwakilan China di PBB menyatakan, situasi di Timur Tengah kini menjadi lebih berbahaya dibandingkan sebelumnya, dan menyerukan negara-negara yang memiliki pengaruh terhadap Israel untuk menerapkan pengaruh ini.
Perwakilan Aljazair untuk PBB, Ammar Ben Jama, menyebut agresi terhadap Konsulat Iran sebagai provokasi yang akan meningkatkan ketegangan di kawasan, dan menekankan bahwa tindakan tersebut harus dikutuk.
Delegasi Swiss, Korea Selatan, dan Sierra Leone menyatakan prihatin atas eskalasi tersebut, dan mengutuk serangan terhadap misi diplomatik.
Mereka juga menyatakan prihatin atas tidak diindahkannya Resolusi Dewan Keamanan No. 2728 yang menyerukan gencatan senjata di Gaza dan penghentian tragedi yang sedang terjadi. Mereka memperingatkan bahaya meluasnya konflik di kawasan.
Sedangkan Jepang menyatakan bahwa informasi mengenai penyerangan tersebut dikatakan masih belum lengkap.
Perwakilan Slovenia, Postan Malover, mengutuk serangan Israel dan menyatakan perlunya mengurangi ketegangan di kawasan dengan menerapkan resolusi DK PBB mengenai gencatan senjata di Gaza.
Delegasi Guyana mengutuk keras kejahatan Israel dan menyerukan kehati-hatian serta upaya meredakan situasi. [Tp]