Enam Tentara Turki Tewas dalam Pertempuran dengan Militan PKK di Irak Utara - Telusur

Enam Tentara Turki Tewas dalam Pertempuran dengan Militan PKK di Irak Utara

Tentara Turki di Irak Utara. (Foto: The Daily Beast).

telusur.co.id - Kementerian Pertahanan Turki menyatakan sedikitnya enam tentara Turki tewas dalam pertempuran dengan militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Irak utara.

Pertempuran itu terjadi pada Rabu dan Kamis dini hari (9-10/8/23) di Zap, wilayah di mana Turki melakukan operasi lintas batas yang disebut “Claw-Lock” (Cakar-Kunci) sejak April 2022.

Dikutip Al Jazeera, serangan udara Turki terhadap posisi PKK menyusul dan menyebabkan empat militan PKK tewas, menurut Kementerian tersebut.

Ankara mengatakan serangan itu merupakan tindakan mencegah PKK menggunakan Irak sebagai basis untuk melakukan serangan di Turki.

Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Turki mengungkapkan,  PKK memiliki benteng besar di sekitar wilayah itu, di mana medannya sangat sulit, tetapi wilayah itu akan dibersihkan dari teroris meskipun ada serangan.

“Tentara kami tidak akan meninggalkan darah para martir di tanah,” kata Kolonel Turki Zeki Akturk pada konferensi pers pada hari Kamis (10/8/23).

Dia menambahkan bahwa pasukan Turki akan melanjutkan perjuangan mereka melawan terorisme dengan tekad yang sama sampai tidak ada satupun teroris.

PKK, yang memiliki basis di sekitar Irak utara, ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Kelompok itu melancarkan pemberontakan di tenggara Turki pada 1984 yang menewaskan lebih dari 40.000 orang.

Turki juga menyerang  Pasukan Demokratik Suriah (SDF) di Irak. SDF sebagian besar terdiri dari Unit Perlindungan Rakyat (YPG), yang dianggap Turki sebagai cabang PKK di Suriah.

Turki memiliki beberapa pangkalan di Irak utara, meskipun ada penentangan dari pemerintah pusat Irak, yang sering mengutuk kehadiran militer Turki dan menyebutnya ilegal.

Namun, Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG), yang mengelola wilayah Kurdi di Irak utara, belum secara terbuka mengutuk kehadiran Turki, dan operasi Claw-Lock dimulai hanya dua hari setelah kunjungan perdana menteri KRG, Masrour Barzani, ke Turki.

Saat itu, Barzani mengaku menyambut baik “perluasan kerja sama untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas” di Irak utara.

Partai Demokrat Kurdistan (KDP) pimpinan Barzani, yang telah mempromosikan hubungan ekonomi yang erat dengan Turki, praktis memiliki hubungan yang tidak nyaman dengan PKK. [Tp]


Tinggalkan Komentar