Fadli Apresiasi Lawang Sewu Short Film Festival 2025, Tegaskan Peran Film sebagai Soft Power Bangsa - Telusur

Fadli Apresiasi Lawang Sewu Short Film Festival 2025, Tegaskan Peran Film sebagai Soft Power Bangsa

Fadli Zon

telusur.co.id - Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia memberikan apresiasi atas penyelenggaraan Malam Anugerah Lawang Sewu Short Film Festival (LSSFF) 2025 yang digagas oleh Pemerintah Kota Semarang. Festival yang berlangsung di Gedung Ki Narto Sabdo, Taman Budaya Gedung Raden Saleh (TBRS), Semarang, ini menjadi ruang apresiasi bagi karya film pendek, sekaligus wadah kolaborasi dan regenerasi sineas muda yang berakar pada kekayaan budaya lokal. 

LSSFF menempatkan sinema sebagai medium strategis yang menyajikan keragaman budaya, mendokumentasikan memori kolektif bangsa, dan memperkenalkan jati diri Indonesia ke tingkat internasional. Dalam gelaran perdananya, festival yang dibuka sejak 15 September 2025 ini berhasil menjaring 144 film pendek dari seluruh Indonesia dengan tiga kategori, yakni pelajar, mahasiswa, dan umum. Melalui proses kurasi ketat, 21 film pendek terpilih sukses menembus babak final. 

Apresiasi disampaikan langsung oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, atas inisiatif Pemerintah Kota Semarang dalam mengembangkan ekosistem perfilman melalui LSSFF. “Kami sangat mendukung penyelenggaraan Lawang Sewu Short Film Festival ini, dan berharap festival ini dapat berkelanjutan serta berkesinambungan,” ujarnya.

Menbud Fadli Zon menegaskan peran film sebagai soft power bangsa. Menurutnya, film pendek merupakan sebuah peluang besar dalam pemajuan kebudayaan. Film merupakan medium yang sangat dekat dengan berbagai cabang seni, mulai dari seni peran, sastra, musik, seni pertunjukan, tari hingga fesyen. 

Menyoroti hal tersebut, Kementerian Kebudayaan secara konsisten memperkuat ekosistem perfilman nasional melalui berbagai program strategis, antara lain penyediaan dana perfilman Indonesia melalui skema matching fund serta memfasilitasi keikutsertaan sineas Indonesia dalam berbagai festival film internasional.

“Di Cannes, Prancis, kehadiran Indonesia kini semakin diperhitungkan. Mudah-mudahan pada 2028 Indonesia dapat menjadi guest of honor di festival tersebut,” ujar Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Sementara di dalam negeri, Menbud menyoroti penyelenggaraan JAFF Film Festival dan JAFF Market sebagai platform strategis yang membuka ruang kolaborasi, jejaring, dan penguatan ekosistem bagi insan perfilman Indonesia.

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, menyampaikan apresiasi atas perhatian Menteri Kebudayaan terhadap pelestarian warisan budaya Kota Semarang. Ia menilai peninjauan sejumlah situs budaya yang dilakukan oleh Menbud Fadli Zon sebagai langkah strategis, sekaligus menyambut antusias rencana renovasi dan pengembangan ruang aktivitas budaya bagi masyarakat Semarang yang akan dilakukan Kementerian Kebudayaan ke depan. 

Lebih lanjut, Agustina mengungkapkan rencana penyelenggaraan kembali LSSFF pada tahun depan dengan pelaksanaan yang makin baik, serta rencana menghadirkan Festival Keroncong sebagai bagian dari penguatan ekosistem seni budaya. Ia juga menegaskan komitmen Pemerintah Kota Semarang dalam menyiapkan berbagai sarana bagi para seniman lokal. “Tunjukkan profesionalitas dan keindahan, karena itu yang akan jadi daya tarik dan itu yang akan menghidupkan kita,” tutupnya. 

Ketua Komite LSSFF 2025, Samuel JD Wattimena, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para insan film pendek yang telah berproses dan berkarya dalam menyulam kisah, menyuarakan rasa, serta menghidupkan cerita di layar sinema. Ia menegaskan bahwa rangkaian kegiatan LSSFF 2025, mulai dari lokakarya hingga gelar wicara, dirancang tidak hanya untuk menghasilkan karya, tetapi juga membangun kapasitas dan memperluas perspektif para sineas.

Dirinya berharap, melalui kegiatan ini dapat tercipta ekosistem perfilman yang sehat, kolaboratif, dan berkelanjutan bersama komunitas film lokal, nasional, hingga internasional. 

Turut hadir dalam acara ini di antaranya Wakil Bupati Kudus, Bellinda Putri Sabrina Birton; Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FORKOPIMDA) Kota Semarang; Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, Manggar Sari Ayuati,komunitas film, budayawan, dan seniman; serta peserta dan dewan juri LSSFF 2025.

Menutup sambutannya, Menbud berharap kolaborasi yang lebih luas dan berkelanjutan agar dapat tumbuh festival film serupa di setiap kota dan provinsi. “Dengan demikian, ekosistem perfilman nasional akan makin kondusif dan berkembang, bahkan film dapat menjadi salah satu pendorong utama bagi penguatan budaya kita,” pungkasnya. [ham]


Tinggalkan Komentar