Gubernur Khofifah Gerak Cepat Atasi KLB Campak di Sumenep, Kirim 9.825 Vaksin dan Laksanakan ORI di 26 Puskesmas - Telusur

Gubernur Khofifah Gerak Cepat Atasi KLB Campak di Sumenep, Kirim 9.825 Vaksin dan Laksanakan ORI di 26 Puskesmas

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa telah melakukan langkah cepat dalam menanggapi peningkatan kasus campak yang terjadi di Kabupaten Sumenep. Foto: dok., Pemprov Jatim.

telusur.co.id -Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa telah melakukan langkah cepat dalam menanggapi peningkatan kasus campak yang terjadi di Kabupaten Sumenep. Berdasarkan data yang tercatat pada 21 Agustus 2025, tercatat sebanyak 2.035 kasus suspek campak dengan 17 orang meninggal dunia. Penyebaran kasus tersebut telah merambah 26 kecamatan di Sumenep dan telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Untuk menanggulangi KLB campak ini, Gubernur Khofifah langsung memerintahkan pengiriman 9.825 botol vaksin Measles Rubella (MR) dari Kementerian Kesehatan ke Dinas Kesehatan Sumenep. "KLB campak yang terjadi di Sumenep menjadi perhatian kita bersama. Kami sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Sumenep dan Dinas Kesehatan Jatim serta dengan Kemenkes," tegas Khofifah pada Jumat, 22 Agustus 2025.

Ia juga mengungkapkan bahwa pengiriman vaksin MR tersebut merupakan bagian dari program Outbreak Response Imunization (ORI), yang bertujuan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari penyakit ini. "Dari koordinasi itu alhamdulillah kita sudah kirimkan vaksin MR untuk campak sebanyak 9.825 botol ke Sumenep sebagai ORI," ujarnya.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga memberikan on the job training (OJT) tentang pembuatan kajian epidemiologi KLB PD3I kepada seluruh puskesmas di Kabupaten Sumenep sebagai langkah penanggulangan. Di samping itu, dilakukan pertemuan koordinasi lintas batas Madura Raya dan Surabaya Raya yang menghasilkan dokumen kesepakatan penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).

"Jadi penting juga melibatkan Surabaya Raya untuk mencegah campak ini agar tidak menyebar ke daerah lain. Dan bersamaan dengan pengamanan ini kita juga langsung bergerak cepat memasifkan imunisasi terutama anak-anak," kata Khofifah.

Koordinasi lebih lanjut juga dilakukan dengan pihak Kementerian Kesehatan RI, Komite Ahli Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (Komli PD3I) Indonesia, WHO, dan Dinas Kesehatan Sumenep. Mereka bersama-sama membahas penanggulangan KLB campak dan langkah-langkah selanjutnya.

Gubernur Khofifah memastikan bahwa program ORI campak akan dilaksanakan di seluruh 26 puskesmas di Kabupaten Sumenep. Program ini menyasar anak-anak berusia 9 bulan hingga 6 tahun dan akan berlangsung serentak mulai tanggal 25 Agustus hingga 14 September 2025. "Secepatnya akan kami lakukan ORI. Berdasarkan kajian epidemiologi sampai dengan 14 Agustus 2025 lalu, maka ORI campak akan dilakukan di 26 wilayah puskesmas di Sumenep untuk mencegah transmisinya," ungkapnya.

Tindakan ORI tersebut akan melibatkan pemberian satu dosis vaksin MR kepada anak-anak tanpa melihat status imunisasi mereka sebelumnya. Setelah ORI selesai, dilanjutkan dengan imunisasi kejar bagi anak-anak yang belum melengkapi imunisasi campak sesuai usia mereka untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Gubernur Khofifah juga telah melakukan koordinasi dengan mitra terkait untuk mendampingi dan melakukan kunjungan kepada sasaran imunisasi yang menolak. Selain itu, langkah surveilans aktif juga dilakukan di rumah sakit, termasuk RSUD Dr. H. Moh. Anwar, RSI Garam Kalianget, dan RSU Sumekar.

"Saya juga meminta kepada masyarakat untuk aktif mendorong awareness terkait gejala, komplikasi, dan pencegahan campak dengan imunisasi. Intinya target pelaksanaan ORI ini minimal 95 persen agar anak-anak terlindungi dan nantinya membentuk herd immunity," pesan Khofifah.

Sebagai informasi, campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus campak dan menular melalui percikan ludah saat batuk atau bersin. Penyakit ini memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi dengan laju reproduksi (R0) mencapai 17-18, artinya satu kasus campak positif dapat menularkan kepada 17-18 orang lainnya.

Gubernur Khofifah mengimbau masyarakat untuk mewaspadai gejala campak dan segera melakukan langkah pencegahan seperti menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta menjaga protokol kesehatan. Jika ada gejala campak, disarankan untuk melakukan isolasi mandiri selama 7 hari pada kasus ringan, sementara kasus berat harus segera dibawa ke rumah sakit.

"Jika sekiranya memang sudah ada gejala campak, bisa dilakukan isolasi mandiri bagi kasus ringan selama 7 hari. Kalau sudah berat, harus segera dibawa ke rumah sakit. Kemudian jauhkan pasien dari orang-orang yang sekiranya punya kekebalan tubuh lemah. Jangan lupa mengonsumsi vitamin A," tambahnya.

Gubernur Khofifah juga menyatakan bahwa ia akan segera melakukan kunjungan langsung ke Sumenep untuk memantau perkembangan upaya penanggulangan KLB campak ini. "Insya Allah malam ini juga saya akan ke Sumenep untuk cek langsung. Mudah-mudahan upaya kita dimudahkan, dan masyarakat Jawa Timur senantiasa diberi kesehatan. Amin," harapnya.


Tinggalkan Komentar