HIPMI: Mafia Karantina Telah Mencoreng dan Merugikan Pariwisata Indonesia - Telusur

HIPMI: Mafia Karantina Telah Mencoreng dan Merugikan Pariwisata Indonesia


telusur.co.id - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) geram dengan adanya kabar dugaan turis asing asal Ukraina yang hendak berpariwisata ke Bali dijebak karantina di Jakarta. Karena, tindakan tersebut telah mencoreng citra pariwisata Indonesia. 

Ketua Bidang Pariwisata, Ekonomi Kreatif, Koperasi dan UMKM Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI Rano Wiharta pun mengecam praktik-praktik mafia karantina karena disaat industri pariwisata Indonesia sedang berjuang naik, justru mafia tersebut membuat harapan menjadi jauh kembali.

"Menurut saya, tidak hanya mencoreng citra pariwisata Indonesia saja, tetapi merugikan pariwisata Indonesia," tegas Rano, dalam keterangannya, Rabu (2/2/22). 

Rano meminta pelaku pariwisata di seluruh Indonesia untuk belajar dari adanya fenomena yang terjadi di Jakarta. Ia berharap, hal serupa tidak terjadi di daerah lain. 

"Belajar dari kesalahan ini, jangan sampai terjadi di daerah lain. Kami juga meminta kepada semua pihak agar wisata mancanegara (wisman) yang hendak liburan ke Bali dapat menjalani karantina langsung di Pulau Dewata," ujarnya. 

Diketahui, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno membongkar dugaan mafia karantina yang menyasar wisatawan di Jakarta. 

Sandi mengaku, menerima aduan dalam bentuk surat elektronik yang menyebut wisatawan asal Ukraina tersebut akan berlibur bersama anaknya ke Bali, lalu menjalani karantina sesuai aturan. 

Namun, saat hari terakhir karantina, hasil tes PCR dinyatakan positif, padahal mereka mengaku tak mengalami gejala. Wisatawan tersebut lantas meminta pertolongan untuk dilakukan tes PCR ulang.

Dia meyakini hasil tes tersebut salah, namun petugas tak mengizinkan mereka melakukan tes dari pihak lain selain yang disediakan petugas karantina. Mereka lalu disodori perpanjangan karantina dengan biaya besar. Turis asal Ukraina ini merasa ditipu.

Sandi mengungkap segera merespons pengaduan tersebut dengan mengirim tim Kemenparekraf. Setelah tim Kemenparekraf turun tangan, wisatawan tersebut akhirnya bisa tes ulang dan hasilnya negatif. Saat ini wisatawan tersebut sudah bisa berlibur ke Bali.

Sandi berharap pengalaman tidak mengenakkan tersebut tak kembali terulang. Ia juga mengaku tak segan menindak oknum yang mencoba mengambil keuntungan.[Fhr


Tinggalkan Komentar