Indonesia Banyak Bencana, Karena 23 Juta Hektar Hutan Alam Hilang - Telusur

Indonesia Banyak Bencana, Karena 23 Juta Hektar Hutan Alam Hilang

Mardani Ali Sera

telusur.co.id - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan berbagai bencana alam yang kembali terjadi mengingatkan kepada semua pihak untuk selalu peduli terhadap isu-isu lingkungan. Jadikan musibah kali ini sebagai momentum untuk mempertegas penerapan manajemen hutan hingga manajemen bencana.

Sebagai bangsa besar, pemerintah Indonesia mesti paham akan karakteristik cuaca di masa akhir maupun awal tahun. Berbagai langkah proaktif harus diambil termasuk mitigasi bencana untuk meminimalkan dampaknya. "Diiringi dengan menjaga relasi harmonis dengan alam karena diyakini mampu mengurangi risiko," ujar Mardani, Rabu.

Masalah deforestasi menjadi momok kerusakan lingkungan yang semakin mengkhawatirkan. Menurut laporan Forest Watch Indonesia dari tahun 2000-2017 Indonesia telah kehilangan 23 juta hektar hutan alam.

Pemerintah perlu melakukan pembenahan dari hulu hingga hilir terhadap semua aspek kehutanan. Program reboisasi selama juga harus dievaluasi.

Saat ini, konsep manajemen hutan telah berkembang sangat kompleks. Karena luas dan potensi hutan semakin menurun, sedangkan kebutuhan sumber daya hutan semakin meningkat. Belum lagi jika ada permasalahan di tengah masyarakat seperti pengakuan hak-hak adat dan pembagian distribusi manfaat hutan yang semakin merebak.

Dengan kondisi seperti ini, keutuhan fungsi ekosistem dan keberlanjutan ekosistem harus jadi prioritas. Selain itu, dampak pembangunan terhadap lingkungan perlu menerapkan sistem analisis mengenai dampak Iingkungan. Tujuannya agar dampak negatif dapat dikendalikan dan dampak positif dapat dikembangkan.

Di samping mengoptimalkan manajemen hutan, pemerintah juga perlu menggalakkan manajemen bencana. Hal tersebut diperlukan agar mampu mengurangi segala risiko ketika bencana itu hadir lagi.

Manajemen bencana merupakan suatu proses yang dimulai dari observasi dan analisis bencana serta pencegahan hingga rehabilitasi dan rekonstruksi bencana. Jika ini dilakukan dengan sungguh-sungguh, banyak hal positif yang dirasakan oleh masyarakat.

Seperti meminimalkan korban serta kerusakan harta benda dan lingkungan hidup. Kemudian membantu menghilangkan kesulitan dalam kehidupan dan penghidupan korban. Sampai mengembalikan fungsi fasilitas umum yang ada seperti komunikasi, transportasi, air minum, dan listrik.

"Sebagai bangsa yang besar kita perlu memikirkan semua kemungkinan yang dapat terjadi, mulai dari A sampai Z. Perlu diingat bahwa mencegah akan jauh lebih mudah ketimbang menindak," tuntasnya. [ham]


Tinggalkan Komentar