telusur.co.id - Dalam pernyataan diplomatik yang tajam dan penuh peringatan, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi menegaskan kepada para pejabat tinggi Eropa bahwa negara-negara yang mendukung agresi militer Israel terhadap Iran akan bertanggung jawab langsung atas konsekuensi perang yang terus berkembang.
Dalam panggilan telepon penting yang berlangsung Senin malam, Araqchi berbicara dengan para menteri luar negeri Prancis, Inggris, Jerman, serta Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa untuk membahas dampak dari serangan rezim Zionis terhadap wilayah dan rakyat Iran.
“Dunia sedang menyaksikan agresi terang-terangan Israel terhadap fasilitas nuklir damai kami, infrastruktur sipil, dan wilayah permukiman. Ini bukan hanya serangan terhadap Iran, tapi terhadap hukum internasional dan stabilitas global,” tegas Araqchi.
Dalam pernyataan resminya, Araqchi menyalahkan dukungan militer dan politik dari Amerika Serikat sebagai katalis utama dari konflik ini, menyebut Washington sebagai “kaki tangan kejahatan rezim Zionis.” Ia juga memperingatkan bahwa Eropa tidak bisa lagi berdiri netral di tengah kejahatan perang yang sedang berlangsung. “Siapa pun yang membela atau memfasilitasi agresi Israel harus siap menanggung akibatnya. Iran akan terus mempertahankan diri dengan seluruh kekuatan yang sah di bawah hukum internasional,” ujarnya dengan nada tegas.
Menteri luar negeri Iran menyesalkan bahwa serangan Israel dilakukan saat proses diplomatik masih berjalan, termasuk pembicaraan nuklir, yang menurutnya telah dirusak oleh tindakan militer yang provokatif dan tidak beralasan dari Tel Aviv.
Meski demikian, Araqchi menekankan bahwa Iran tetap berkomitmen pada diplomasi, meskipun fokus utama saat ini bergeser pada konfrontasi efektif dan tindakan pencegahan militer terhadap agresi Israel.
Dalam panggilan tersebut, ketiga menteri luar negeri Eropa dan pejabat Uni Eropa menyampaikan penyesalan mendalam atas jatuhnya korban sipil akibat serangan Israel, dan menyuarakan keprihatinan terhadap potensi eskalasi lebih lanjut.
Mereka menegaskan pentingnya menjaga jalur diplomasi tetap terbuka, dan menyatakan kesiapan untuk memainkan peran aktif dalam menenangkan situasi. Namun, pengamat politik menilai tanggapan Eropa ini masih terkesan lunak dan ambigu, terutama mengingat tingkat kehancuran dan korban yang telah ditimbulkan oleh serangan Israel.
Dengan meningkatnya frekuensi serangan rudal, peringatan evakuasi di kota-kota Israel, dan target intelijen strategis yang telah dihantam Iran, panggilan diplomatik ini dipandang sebagai peringatan terakhir sebelum dimulainya babak konflik yang lebih luas. “Iran tidak akan tinggal diam. Dunia harus memilih: mendukung hukum internasional atau berdiri di sisi pelaku kejahatan,” tutup Araqchi.[]
Sumber: TNA