telusur.co.id - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, mengecam keras serangan mematikan yang dilakukan oleh Israel terhadap sebuah ambulans di Teheran. Serangan tersebut, yang menewaskan tiga personel medis sipil, disebut sebagai pelanggaran mencolok terhadap hukum humaniter internasional dan diklasifikasikan sebagai pembunuhan yang disengaja.
“Dalam pelanggaran terang-terangan terhadap hukum humaniter internasional, rezim Zionis menyerang sebuah ambulans di Teheran, menewaskan 3 personel medis sipil. Ini adalah pembunuhan yang disengaja,” ujar Baqaei dalam pernyataan resminya melalui platform X, Jumat (20/6).
Baqaei menegaskan bahwa berdasarkan Konvensi Jenewa, serangan terhadap tenaga medis dan kendaraan kemanusiaan selama operasi bantuan kemanusiaan merupakan kejahatan perang yang sangat serius. Ia juga menyoroti sejarah panjang Israel dalam menyerang fasilitas medis dan konvoi bantuan.
“Normalisasi kejahatan ini merupakan hasil dari impunitas yang terus diberikan kepada Israel akibat kelambanan dan ketidakpedulian komunitas internasional, termasuk mereka yang secara hukum dan moral memiliki tanggung jawab untuk bertindak,” tambahnya.
Lebih lanjut, Baqaei menyerukan agar Dewan Keamanan PBB segera mengambil tindakan konkret untuk menghentikan agresi lebih lanjut dan mencegah kekejaman susulan.
Ia juga meminta negara-negara pihak Konvensi Jenewa — termasuk Swiss sebagai penjaganya, serta lembaga-lembaga internasional seperti ICRC, WHO, dan Dewan Hak Asasi Manusia PBB — untuk menjalankan peran mereka dalam memastikan penghormatan terhadap hukum humaniter internasional.
Latar Belakang Ketegangan
Serangan terhadap ambulans ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel. Pada 13 Juni, Israel disebut telah melancarkan serangan udara ke sejumlah fasilitas militer, nuklir, dan pemukiman sipil di Iran, menewaskan sejumlah tokoh penting termasuk komandan militer dan ilmuwan nuklir.
Iran merespons dengan meluncurkan Operasi True Promise 3, di mana Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) telah melakukan 17 gelombang serangan rudal balasan terhadap target-target militer Israel hingga 20 Juni.[]
Sumber: TNA