telusur.co.id -Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat komitmennya dalam mendukung kemajuan bangsa melalui pemberdayaan perempuan dalam bidang sains sebagai dasar untuk menghasilkan sebuah kebijakan.
Kali ini, bersama Organization for Women in Science for the Developing World (OWSD) Indonesia National Chapter, ITS mengajak para pakar untuk berdiskusi dengan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) RI, Prof Stella Christie PhD.
Melalui lokakarya bertajuk Empowering Indonesian Women in Science for Policy yang bertempat di Aula Galeri Riset dan Inovasi Teknologi (GRIT) ITS di Gedung Research Center ITS, Stella menekankan keterkaitan sains dan kebijakan yang begitu penting.
Hal ini merujuk pada proses pembuatan dan pengambilan kebijakan atau keputusan yang harus mempertimbangkan nilai-nilai sains.
“Kebijakan yang diambil harus dibangun melalui himpunan data nyata dan pengukuran secara kuantitatif,” tekannya.
Stella menjelaskan bahwa sains dalam pembentukan kebijakan bukanlah sebuah alat, melainkan suatu metode sistematis untuk membandingkan data secara empirik. Karena berdasarkan pengalaman yang direkam dalam setiap data sains dapat membantu proses pembuatan kebijakan menjadi lebih cepat.
“Selain itu, pastinya sains dapat membantu hadirnya kebijakan yang baik dan sesuai kebutuhan masyarakat,” tutur perempuan asal Medan tersebut.
Tentunya, lanjut Stella, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Indonesia (Kemdiktisaintek) sangat mendukung hadirnya kebijakan yang berlandaskan nilai-nilai sains. Stella membeberkan salah satu upaya yang tengah dilakukan Kemdiktisaintek untuk mewujudkan komitmen tersebut adalah pengembangan portal data ilmuwan Indonesia.
“Melalui himpunan data ini, para pemangku kebijakan dari pemerintah hingga industri dapat lebih dekat dengan para ahli di bidang yang diperlukan,” ujarnya.
Menyambung pemaparan Stella, Presiden OWSD Indonesia National Chapter Sri Fatmawati SSi MSc PhD turut menyampaikan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan juga didukung oleh kebijakan yang ada. Perempuan yang akrab disapa Fatma itu yakin bahwa peran perempuan sangat diperlukan dalam menghadapi dinamika hubungan antara sains dan kebijakan di Indonesia.
Dosen Departemen Kimia ITS tersebut juga meyakini bahwa, pengalaman hidup dan sosial budaya yang dibawa perempuan Indonesia mampu memperkaya pemahaman pemecahan permasalahan di masyarakat. Baik permasalahan struktural maupun kultural yang ada dalam ekosistem sains dan kebijakan di Indonesia.
“Harapannya, perempuan dapat membawa perubahan pada sains dan kebijakan di Indonesia lebih baik lagi ke depannya,” tutur salah satu perempuan peneliti terbaik di Indonesia ini.
Fatma juga menegaskan bahwa perlu adanya dukungan nyata untuk perempuan Indonesia seperti kesempatan riset dan pengembangan diri. Tercapainya hal ini akan menciptakan perempuan yang mampu menjembatani sains dengan kemanusiaan, inovasi, dan nilai-nilai sosial. Sehingga ilmu pengetahuan yang mampu menopang proses pengambilan keputusan dapat dihasilkan.
Mendukung pemberdayaan perempuan dalam sains untuk kebijakan di Indonesia, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS, Prof Nurul Widiastuti SSi MSi PhD menyambut hangat gelaran ini. Nurul menekankan, kegiatan ini sejalan dengan komitmen ITS sebagai institusi tinggi berbasis teknologi yang mendukung inklusivitas dalam sains.
“Organisasi seperti OWSD penting dalam mendorong partisipasi ilmuwan perempuan pada ilmu pengetahuan,” tekannya.
Lokakarya ini juga menghadirkan tiga ahli sebagai pemateri. Antara lain adalah Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi Kemdiktisaintek, Prof Dr Eng Yudi Darma MSi yang memberikan materi terkait pendekatan kolaboratif untuk kebijakan sains inklusif.
Selain itu, Visiting Senior Fellow ISEAS-Yusof Ishak Institute, Dr. Yanuar Nugroho yang menyampaikan materi sains untuk kebijakan dan komunikasi sains yang efektif. Serta anggota Parlemen Eropa Dr Markus Prutsch dengan materi tentang pengalaman Eropa dalam mekanisme konsultasi sains Uni Eropa dan keterlibatan perempuan.
Melalui kegiatan ini, ITS dan OWSD Indonesia National Chapter berhasil menghadirkan ruang diskusi terbuka antara pengetahuan akademik dan kebutuhan nyata masyarakat.
Di sisi lain, diharapkan peran perempuan dalam sains dapat menghadirkan kebijakan yang cermat, adil, inklusif, berbasis data, dan bermanfaat bagi bangsa.
Selain itu, gelaran ini juga mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) melalui poin ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas dan poin ke-5 tentang Kesetaraan Gender. (ari)