Kembalikan Uang Perpisahan, Sikap Kepsek SMPN 1 Ciasem Diapresiasi - Telusur

Kembalikan Uang Perpisahan, Sikap Kepsek SMPN 1 Ciasem Diapresiasi


telusur.co.id - Kondisi Covid-19, rupanya telah merubah sebuah tatanan kebiasan yang telah membudaya di dunia pendidikan, pada saat menjelang akhir tahun ajaran. Kebiasaan ini sebuah cipta kondisi para oknum kepala sekolah termasuk guru di sekolah. Seperti halnya jelang akhir tahun ajaran ini, siswa disibukan dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler sekolah, biasa dan sudah masif siswa harus bayar uang pengayaan, piknik, perpisahan dan ironisnya lagi ada pula sekolah masih menjual LKS. 

Maka dengan kondisi Covid-19 inilah mereka para kepala sekolah harusnya sadar diri untuk mengembalikan uang tersebut kepada siswa sesuai uang yang telah masuk, berapa pun nilai uangnya tak terkecuali.

Hal tersebut seperti yang telah dilakukan olah salah satu sekolah lanjutan pertama yaitu SMP Negeri 1 Ciasem dibawah pimpinan (Kasek) Kepala Sekolah, Dedi Sugianto, yang mengembalikan uang iuran perpisahan dan menyetop penjualan LKS dan hal ini patut diapresiasi niat baik kepala sekolah (Kepsek) SMP Negri 1 Ciasem yang lokasi sekolahnya terletak di Desa Ciasem Kaler Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Banyak problematika dalam kondisi pandemi covid-19 ini, dugaan - dugaan oknum kepsek SMP Negeri 1 Ciasem yang berbuat untuk mencari keuntungan pribadi dan kelompok. dugaan meminta sejumlah uang kepada para siswa dengan berbagai alasan diantaranya meminta uang perpisahan, piknik, pengayaan dan penjualan LKS serta berbagai bentuk pungutan lainnya dengan dalih ini hasil musyawarah orang tua wali murid dan komite.

Semula banyak yang suudzon, beberapa sumber ortu siswa menginformasikan kepada awak media bahwa kepsek SMP Negeri 1 Ciasem, dituding sudah melakukan pungli, meminta sejumlah dana uang piknik, pengayaan, perpisahan dan juga jual LKS, selain untuk siswa kelas IX juga siswa kelas VII dan VIII semua sama ikut bayar terkecuali uang untuk pengayaan.

”Rincian biaya yang dipungut per-siswa diantaranya untuk biaya piknik Rp. 600 ribu, biaya pengayaan Rp.100 ribu, biaya perpisahan Rp. 260 ribu dan untuk LKS Rp. 120 ribu, untuk anak karena takut minder dengan temannya apapun kita upayakan bribasane nganjuk utang juga, kita semua sudah pada bayar lunas," papar beberapa orang tua siswa tersebut kepada awak media.

Dana tersebut jika semua siswa sudah pada bayar lunas, itu sangat fantastis bila dikali totalitas jumlah siswa tersebut dan kini dana itu tidak terpakai karena kondisi pandemi covid-19, acara perpisahan otomatis gagal total.

Berdasarkan jawaban kepala Sekolah (Kasek) SMP Negeri 1 Ciasem Dedi Sugianto, saat di konfirmasi awak media melalui Whatsappnya bahwa, sekolah tidak pernah memaksakan pelaksanaan perpisahan, kegiatan ini murni keinginan siswa, dan sekolah cuma memfasilitasi kegiatan tersebut. Dan adapun piknik, pengayaan dan termasuk jual LKS itu, diakui menurutnya, itu dul. Namun sejak adanya Covid-19, semua kegiatan belajar pun distop dan semua siswa diliburkan bahkan belajar pun di rumah masing- masing secara daring.

”Dikarenakan wabah Covid 19, maka kegiatan belajar di sekolah diliburkan, sementara di rumah saja tapi libur bukan berarti tak belajar namun tetap belajar di rumah, berbeda dengan kegiatan perpisahan itu otomatis dibatalkan, dan dananya karena tak terpakai untuk siswa kelas IX sudah kita dikembalikan,” jawab Kepsek.

Persoalannya sejak Covid-19, siswa kelas VII dan VIII termasuk kelas IX mengingat kondisi sekarang yang tidak boleh berkumpul, maka proses pembelajaran pun termasuk kelas IX ujian pun di rumah secara daring.


Tinggalkan Komentar