M. Rizky Serap Aspirasi Warga: Masalah Petani, UMKM, Infrastruktur Jadi Sorotan Utama - Telusur

M. Rizky Serap Aspirasi Warga: Masalah Petani, UMKM, Infrastruktur Jadi Sorotan Utama

M Rizky

telusur.co.id - Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi NasDem, M. Rizky, menyelesaikan rangkaian Reses I Tahun Sidang 2025–2026 dengan menyerap aspirasi masyarakat di empat titik berbeda di Kecamatan Dramaga dan Leuwiliang. Berbagai isu strategis mengemuka, terutama terkait sektor pertanian, penguatan UMKM desa, infrastruktur dasar, hingga kebutuhan regenerasi petani muda.

Dalam reses di Desa Petir, Kecamatan Dramaga, para petani mengungkapkan persoalan yang selama ini menghambat produktivitas, mulai dari kelangkaan pupuk bersubsidi, distribusi tidak tepat waktu, hingga harga yang sering melampaui ketentuan. Selain itu, kebutuhan alsintan modern seperti traktor tangan dan pompa air dinilai mendesak untuk mengurangi beban kerja dan menekan biaya produksi.

“Pupuk, alsintan, dan infrastruktur tani adalah tiga fondasi utama produktivitas. Jika salah satunya bermasalah, petani pasti merasakan dampaknya. Aspirasi warga Petir menjadi catatan penting bagi kami,” ujar Rizky.

Isu lain yang mencuat ialah kondisi Jalan Usaha Tani (JUT) yang rusak dan sulit dilalui kendaraan pengangkut panen. Warga menilai kondisi tersebut telah menghambat efisiensi distribusi hasil bumi. Rizky menegaskan perlunya percepatan perbaikan JUT untuk menjaga daya saing sektor pertanian di Dramaga.

Pada titik kedua di Desa Leuwiliang, fokus aspirasi beralih pada hilirisasi produk hasil tani dan peningkatan kapasitas UMKM desa. Kelompok wanita tani dan pelaku usaha olahan pangan mengusulkan pelatihan pascapanen, pendampingan legalitas PIRT dan sertifikasi halal, hingga dukungan desain kemasan dan branding produk.

Menurut Rizky, hilirisasi adalah kunci agar desa tidak hanya menjual bahan mentah, tetapi mampu menghasilkan produk dengan nilai tambah, sehingga ekonomi lokal bergerak lebih cepat. “Kita ingin UMKM desa mampu naik kelas. Legalitas, kemasan, dan akses pasar adalah instrumen penting agar produk warga diterima secara lebih luas,” katanya.

Di titik ketiga dan keempat, aspirasi masyarakat kembali menguat soal regenerasi petani, rendahnya minat anak muda pada sektor tani, serta kebutuhan pelatihan hortikultura cepat panen untuk sumber pendapatan alternatif. Masyarakat juga mendorong peran penyuluh pertanian lebih aktif dalam penanganan hama dan pendampingan budidaya.

Seluruh temuan ini, kata Rizky, memperlihatkan bahwa persoalan masyarakat desa semakin kompleks dan saling berkaitan. Mulai dari rantai pasok pertanian, akses terhadap teknologi, hingga ekosistem UMKM dan daya tarik sektor pertanian bagi generasi muda.

“Empat titik reses ini memberikan gambaran nyata mengenai tantangan masyarakat. Mulai dari distribusi pupuk, ketersediaan alsintan, hilirisasi produk UMKM, sampai penguatan anak muda di sektor pertanian. Semua aspirasi akan kami bawa dalam pembahasan program dan anggaran, terutama yang menyangkut peningkatan kesejahteraan warga desa,” tegasnya.

Rizky menambahkan bahwa reses bukan hanya forum mendengar, tetapi juga ruang evaluasi kebijakan, memastikan program provinsi benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat. Ia berkomitmen untuk mengawal seluruh aspirasi hingga tahap tindak lanjut bersama perangkat daerah dan dinas teknis.

“Harapannya, tahun anggaran mendatang mampu menghadirkan program yang lebih presisi. Desa harus menjadi ruang tumbuh ekonomi baru, dan itu dimulai dari mendengarkan warga di lapangan,” tutupnya. (VC)


Tinggalkan Komentar