Menbud Lepas Pawai Peed Aya, Dorong Bali Jadi Teladan Pelestarian Budaya Daerah Lain - Telusur

Menbud Lepas Pawai Peed Aya, Dorong Bali Jadi Teladan Pelestarian Budaya Daerah Lain

Fadli Zon

telusur.co.id - Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, melepas pawai Peed Aya di depan Monumen Bajra Sandhi, Denpasar, Bali. Pawai yang disaksikan oleh ribuan masyarakat Bali ini sekaligus menjadi pembuka Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47, sebuah perhelatan seni tahunan yang menampilkan kekayaan tradisi dan budaya lokal Bali. Melalui kegiatan ini Menbud Fadli Zon mendorong Bali untuk menjadi teladan pelestarian budaya bagi daerah lain.

“Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan resmi, saya Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, membuka Pawai Pesta Kesenian Bali ke-47 tahun 2025,” ucap Menbud Fadli melepas pawai Peed Aya. 

Pelepasan Peed Aya ditandai dengan pemukulan kulkul (kentungan) oleh Menbud Fadli didampingi Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa; Gubernur Bali, I Wayan Koster; Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, dan Ketua DPRD Bali, Dewa Made Mahayadnya. 

Pemukulan kulkul disambut dengan suara gamelan Gong Gede, Semar Pegulingan, serta barungan gamelan Gong Guwung Gumi yang mengiringi penampilan pembuka bertajuk Mudra Citta Siwa Nataraja, persembahan Institut Seni Indonesia (ISI) Bali. Pertunjukan ini menggambarkan Siwa yang mewujudkan keteraturan semesta melalui energi tarian kosmik. Penampilan ini menggambarkan bahwa semua makhluk hidup tumbuh selaras dengan irama alam.

Menbud Fadli menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan Peed Aya yang menjadi rangkaian acara Pesta Kesenian Bali ke-47. Dirinya mengatakan, “Ini adalah sebuah acara yang sangat luar biasa. Pesta Kesenian Bali ini sudah berlangsung terus-menerus selama 47 tahun. Kita bisa menyaksikan bagaimana ekspresi budaya dari semua kabupaten dan kota yang ada di Bali.”

Menbud turut mengapresiasi pembukaan acara yang menampilkan pertunjukan dari ISI Bali, yang menurutnya menghadirkan ekspresi budaya terbaik. 

Pawai Peed Aya menampilkan garapan seni tematik yang menunjukkan keunikan, kekayaan, dan keragaman seni dari sembilan kota/kabupaten se-Bali. Di hadapan Menteri Kebudayaan serta ribuan masyarakat yang hadir, tiap daerah hadirkan penampilan pamungkasnya. 

Kabupaten Karangasem hadir dengan garapan tematik berjudul Jempana Masolah, Kabupaten Jembrana berjudul Jimbarwana,Kabupaten Buleleng mempersembahkan Agra Bhuwana Raksa, Kabupaten Bangli sajikan garapan teatrikal Posa Purwa Sancaya, Kabupaten Klungkung tampilkan Manunggaling Kaula Gusti,Kabupaten Tabanan menampilkan keunikan kisah Subak, Kabupaten Gianyar refleksikan daerah Ubud yang akrab dengan asimilasi budaya, Kota Denpasar suguhkan penampilan berjudul Ngerebong, dan ditutup dengan pertunjukan dari Kabupaten Badung, yang mengibaratkan sebilah keris sebagai simbol kekuatan spiritual dan harmoni.

Lebih lanjut, Menbud Fadli menyampaikan salam dari Presiden Prabowo Subianto yang tidak dapat hadir secara langsung karena sedang melaksanakan kunjungan kerja ke luar negeri dalam rangka menghadiri sebuah konferensi. “Mudah-mudahan, tahun depan bisa hadir langsung untuk membuka Pesta Kesenian Bali yang ke-48,” ujar Menbud Fadli. 

Menbud Fadli juga mengungkapkan kekagumannya atas penampilan artistik yang dipersembahkan oleh setiap kabupaten dan kota di Bali, serta keberagaman peserta yang mencakup banyak anak muda. “Artinya, ekosistem kesenian dan budaya di Bali ini benar-benar terjaga dan terawat. Mudah-mudahan akan terus berlangsung dan menjadi contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia,” pungkasnya.

Gelaran Peed Aya turut dihadiri oleh sejumlah anggota DPD RI dan DPR RI; Wakil Kepala Kepolisian Daerah Bali, Brigjen Pol. I Komang Sandhi Arsana; Bupati, Wakil Bupati, Wali Kota, Wakil Wali Kota se-provinsi Bali; Sekretaris Daerah Provinsi Bali; Delegasi Inter-Island Tourism Policy Forum (ITOP Forum); perwakilan Duta Besar dan Konsul Jenderal negara sahabat, serta para budayawan dan pelaku seni. 

Kementerian Kebudayaan memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini karena merupakan agenda budaya yang telah berlangsung dari waktu ke waktu. Menbud berharap di tahun-tahun yang akan datang bisa bekerja sama dan berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Bali. [ham]


Tinggalkan Komentar