telusur.co.id -Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) mendorong Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk terus berperan aktif dalam mendukung inovasi teknologi guna memperkuat sektor pertanian dan pangan nasional.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pertanian RI Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P, saat meninjau Galeri Riset dan Inovasi Teknologi (GRIT) ITS serta menghadiri kegiatan Sarasehan dan Arahan Menteri Pertanian RI bertajuk “Sinergi Inovasi untuk Indonesia Tangguh Pangan” di Gedung Research Center ITS, Minggu (9/11).
Dalam sambutannya, Menteri yang akrab disapa Amran itu menegaskan bahwa kemajuan sektor pertanian tidak dapat dipisahkan dari peran teknologi. Ia menilai ITS memiliki keunggulan dalam pengembangan inovasi di bidang mekanisasi pertanian.
“ITS berpotensi menjadi pelopor inovasi teknologi pertanian karya anak bangsa yang berdampak luas di masa depan Indonesia,” ujarnya.
Lelaki kelahiran Bone, 27 April 1968 tersebut menambahkan, penerapan teknologi modern mampu menekan biaya produksi hingga 60 persen dan meningkatkan produktivitas sektor pertanian secara signifikan. Transformasi dari pertanian tradisional ke pertanian modern, kata Amran, akan menjadi tonggak penting dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.
Lebih lanjut, Amran menyoroti pentingnya membangun ekosistem industri pertanian yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Menurutnya, langkah tersebut dapat mengurangi impor sekaligus menjaga stabilitas harga komoditas petani.
“Kita harus optimistis mewujudkan hilirisasi yang mengintegrasikan teknologi di dalamnya. Untuk itu, peran ITS sangat kami butuhkan,” tegasnya.
Sebagai tindak lanjut, Kementan RI berkomitmen menjalin kolaborasi strategis dengan ITS dalam pengembangan dan penerapan teknologi pertanian modern. Rektor ITS Prof. Ir. Bambang Pramujati, ST., MSc Eng., Ph.D., menyambut baik kolaborasi tersebut yang diwujudkan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara ITS dan Kementan.
“Semoga sinergi ini dapat membawa Indonesia menjadi negara yang mandiri dan unggul di bidang pertanian,” harap Bambang.
Sebagai bentuk nyata komitmen terhadap penguatan ketahanan pangan nasional, pada hari yang sama ITS bersama Perusahaan Umum (Perum) Bulog turut menggelar Pasar Murah dalam rangkaian Dies Natalis ke-65 ITS. Kegiatan ini menjadi wujud kepedulian Kampus Pahlawan dalam mendukung ketersediaan pangan terjangkau bagi masyarakat sekitar.
Rektor ITS menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan langkah konkret ITS sebagai agen perubahan sosial yang memberi dampak langsung bagi masyarakat.
“Perum Bulog Kantor Wilayah Surabaya menyiapkan beras medium Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 8 ton untuk Pasar Murah ini,” terangnya.
Pasokan bahan pangan yang dijual meliputi minyak goreng, telur, gula pasir, serta beras medium dan premium. Untuk memastikan bantuan tepat sasaran, setiap konsumen dibatasi maksimal membeli satu pak telur serta dua pak beras medium dan gula, sedangkan beras premium tidak dibatasi pembeliannya.
Kegiatan Pasar Murah ini mendapat sambutan hangat dari warga sekitar Kampus ITS. Salah satunya Yuli, warga Kejawan Gebang, Surabaya, yang merasa terbantu dengan adanya program tersebut.
“Sangat terbantu karena harga sembako di Pasar Murah ITS ini jauh lebih miring dibanding harga di pasar,” ungkapnya penuh semangat.
Rangkaian kegiatan ini juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-2 (Tanpa Kelaparan) dan poin ke-17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). Melalui inisiatif ini, ITS berkontribusi mengurangi angka kelaparan nasional dan memperkuat kemitraan strategis dengan pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan Indonesia.
