Pengamat Sebut Konflik Iran vs Israel Dapat Memperburuk Ekonomi Dunia - Telusur

Pengamat Sebut Konflik Iran vs Israel Dapat Memperburuk Ekonomi Dunia

Serangan rudal Iran ke Israel. (Foto: Al Jazeera).

telusur.co.id - Dosen Ilmu Politik FHISIP Universitas Terbuka, Insan Praditya Anugrah menilai konflik Iran vs Israel dapat memperburuk ekonomi dunia. 

"Serangan balik ratusan drone dan rudal Iran ke wilayah pendudukan Israel dapat memicu perang dan konflik regional yang membahayakan ekonomi global," kata Insan kepada wartawan, dikutip Senin (15/4/24). 

Menurutnya, konflik Iran-Israel sangat berpotensi meluas jadi konflik regional dan mengancam ekonomi global yang belum pulih pasca Covid-19 dan invasi Rusia ke Ukraina.

"Konflik Iran-Israel berpotensi jadi konflik regional yang mengancam ekonomi global. Kita tahu bahwa ekonomi dunia sedang tidak baik pasca Covid-19 dan terjadinya invasi Rusia ke Ukraina," ujar Insan.

"Sektor pangan dan energi terancam karena kondisi memanas Rusia dengan dunia barat, sedangkan banyak sektor yang masih memulihkan diri pasca pandemi Covid-19," sambungnya.

Apabila konflik tersebut meluas, lanjutnya, dapat mengakibatkan kenaikan harga minyak bumi. Apabila harga minyak bumi naik, akan disertai harga komoditas lain.

"Iran dan Israel merupakan dua kekuatan besar di Asia Barat, jika mereka perang maka akan menimbulkan konflik regional berdampak pada banyak negara. Hal ini mengancam sektor energi terutama minyak bumi yang harganya bisa kembali melambung seperti era 1970-an," ungkapnya.

Bagi Indonesia, kata Insan, krisis minyak akan berdampak buruk kepada ekonomi karena Indonesia bukan lagi negara produsen minyak bumi. 

Hal tersebut, tambahnya, berbeda dengan tahun 1970-an ketika embargo minyak dilakukan negara-negara Arab, Indonesia justru mendapatkan keuntungan karena dunia membeli minyak bumi dari Indonesia. 

"Ketika 1970-an krisis minyak dunia membawa keberkahan bagi Indonesia karena saat itu dunia membeli minyak besar-besaran dari Indonesia," ungkapnya.

"Saat ini berbeda, kita bukan lagi negara produsen minyak, maka krisis di kawasan Asia Barat bisa diikuti kenaikan harga minyak bumi dan kenaikan harga-harga komoditas lain," pungkas Insan.

Diketahui, Iran melancarkan serangan rudal dan drone ke wilayah yang diduduki Israel pada Sabtu (13/4/24) malam waktu setempat.

Rentetan serangan udara yang dilancarkan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) terhadap Israel disebut sebagai 'Operation True Promise' atau 'Operasi Janji Sejati'.

Operasi Janji Sejati Iran ini diklaim sebagai reaksi atas serangan terhadap gedung Konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada awal bulan ini yang diyakini didalangi oleh Israel.

Serangan terhadap Konsulat Iran di Suriah menewaskan tujuh personel Garda Revolusi Iran, termasuk dua jenderal militer negara itu. [Tp]


Tinggalkan Komentar