telusur.co.id - Kementerian Pertahanan AS, Pentagon, menilai tekanan maksium  terhadap Iran bukannya menyurutkan aktivitas negara republik Islam ini malah membuatnya semakin menjadi-jadi dalam mengabaikan komitmennya di bidang nuklir.

Pentagon juga belum dapat memastikan kelompok yang bertanggungjawab atas serangan roket yang menerjang pangkalan udara AS Ain Al-Assad di Irak Rabu lalu.

Jubir Kemhan AS John Kirby dalam jumpa pers di Pentagon, Rabu (3/3/21) malam, menyalahkan pemerintahan Donald Trump atas perkembangan isu nuklir Iran sekarang.

“Kampanye yang disebut tekanan maksimum Trump hanya membuat Iran menjadi semakin berani mangkir dari kewajibannya di bawah perjanjian nuklir,” katanya dilansir raialyoum.  Dia menilai belum dilakukan tindakan yang efektif untuk membatasi “aktivitas keji” Iran.

Mengenai serangan roket yang Rabu lalu menerjang pangkalan udara Ain Al-Assad yang ditempati pasukan AS di Irak barat, Kirby menyatakan pihaknya akan menunjukkan reaksi yang tepat jika dirasa perlu.

“Dalam serangan  roket ke Ain Al-Assad, telah terjadi 10 hantaman (roket) ke pangkalan udara ini,” katanya.

Menurutnnya, penyelidikan awal menunjukkan bahwa roket-roket itu ditembakkan dari arah arah timur, namun Pentagon belum dapat memastikan pihak mana yang bertanggungjawab atas serangan itu, sementara penyelidikan dipasrahkan kepada mitra Iraknya.

Hari itu pula Presiden AS Joe Biden menegaskan pihaknya berusaha mengetahui siapa yang bertanggungjawab atas serangan itu, yang menurut Pentagon, telah menyebabkan dua kontraktor sipil AS tewas akibat serangan jantung ketika berlindung dari serangan. [Tp]