Perhitungan Jaman Dan Sejarah Jawa (Nusantara), dalam Tulisan Prabu Mapanji Jayabaya - Telusur

Perhitungan Jaman Dan Sejarah Jawa (Nusantara), dalam Tulisan Prabu Mapanji Jayabaya

Ilustrasi. Foto: Ist

telusur.co.id -

Oleh : Agus Widjajanto, Praktisi Hukum dan Pemerhati Sosial Budaya. 

Sejarah Panjang tanah Jawa ( Pusat dari Nusantara ) baik dari segi Banyak nya penduduk, maupun secara energi pusat bumi , dan sejarah Tua yang tertulis , ditulis lengkap dalam bentuk prosa atau tembang , yang tertuang dalam tulisan dalam Kitab Serat " Praniti Radya " dan Serat " Praniti Wakya " yang ditulis pada jaman Prabu Sri Maharaja Mapanji Jayabaya ( Raja ketiga dari kerajaan Panjalu ( Kediri ) di Jawa Timur ) 

Sejarah Jawa klasik ( Kuno ) hingga masa Mendatang , sebagai pusat Pemerintahan dan pusat ekonomi dan energi Di Indonesia ( Nusantara ) ini, ditulis dalam kedua kitab Serat tersebut , terbagi menjadi tiga jaman Besar yaitu : 

1. Jaman Kaliswara

Yang dihitung dan dimulai dari awal tanah Jawa ini dihuni dan didiami oleh manusia yang lalu membentuk komunitas awal dalam bentuk kerajaan kecil , yang awalnya adalah Gung Liwang Liwung alis hutan belantara kosong dan meninggalkan aura yang sangat luar biasa kuat , setalah masa jaman baru saat itu dimana akibat pergeseran lempengan Kerak bumi dan fenomena alam terjadinya banjir besar yang menenggelamkan Daratan Sunda ( Sunda Land dalam Teory Stepent OpenHeimer 1998 ) yang lalu terputus menjadi pulau pulau yang jumlahnya Ribuan pulau , yang menurut para ahli jaman dahulu kala pernah didiami oleh sebuah bangsa yang sangat maju peradabannya yang disebut Bangsa LeMuria . 

Jaman Kaliswara sendiri oleh Prabu Maharaja Jayabaya , dihitung dimulai sejak tahun 1 ( Satu ) Condro Sengkolo ( kurang lebih tahun 430 Sebelum.Masehi ) hingga pada tahun 220 Masehi saat pemerintahan Prabu Krisna Dwipayana ( Resi Abiyasa ) pada kerajaan Astinapura di Jawa tengah bagian selatan ..

2. Jaman Kali Yoga

Dimana dimulai ditulis dalam kitab serat Praniti Radya dan serat Praniti Wakya , dihitung mulai pada saat pemerintahan Prabu Krisna Dwipayana pada tahun 220 Masehi hingga pada tahun 1478 Masehi pada saat Kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan dan masuknya peradaban baru yaitu jaman para wali songo ( Wali sembilan ) dalam melakukan penyebaran Islam di Jawa , yang dibangun oleh Raden Rahmatullah sunan Ampel di Ampel Denta . 

3. Jaman Kali Sengoro

Atau disebut Kali Segoro ( Sungai besar yang muara nya ke lautan samudra ) dimana jaman kali Sengoro ini dihitung dimulai sejak berdirinya Kerajaan Demak Bintoro di Jawa tengah , yang merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa hingga pada jaman yang tertulis pada tahun Surya 2200 atau kurang lebih pada tahun 2400 Masehi , dimana termasuk pada saat jaman kita hidup di bumi Indonesia saat ini , hingga kedepan .

Bahwa semua catatan induk kerajaan dari awal hingga akhir yang ditulis oleh Sri Maharaja Mapanji Jayabaya yang sudah ditulis dalam bentuk perhitungan jaman , berdasarkan tahun Surya , yang oleh kebanyakan masyarakat menyebut " Ramalan Jangka Jayabaya ".

Bahwa kitab serat Praniti Radya dan serat Praniti Wakya pernah diteliti dan dipelajari serta ditulis dalam bentuk jurnal akademis pada universitas Kyoto jurnal internasional vol 32 nomor 1 bulan juli 1994 oleh Prof Dr Toru Aoyama dalam sudut pandangan sejarah Jawa klasik . 

Masyarakat umum kadang selalu disuguhi berita hoax tentang ramalan jangka Jayabaya , yang telah dibumbui dan ditambah tambah . Yang kemudian menimbulkan kegaduhan dan sekaligus impian yang kadang terlampau tinggi . 

Bahwa dengan sudah ditulisnya sejarah Jawa klasik hingga jaman kedepan dari bangsa ini khususnya Jawa dalam mencapai dan menggapai kejayaan Bangsa , yang dimulai pada abad ke 2 ( Masehi ) dan tulisan nya menjangkau dimensi jaman dari sejak jaman prasejarah yaitu 400 tahun sebelum Masehi hingga pada tahun 2400 Masehi , menunjukan bahwa bangsa ini telah mencapai Suatu Peradaban yang sangat tinggi yang telah meninggalkan sejarah besar , peradaban besar, bukan hanya dalam ilmu Astronomi , tapi juga dalam hal ilmu metalurgi , arsitektur, ketatanegaraan , hukum dan pemerintahan , yang bisa kita lihat dari peninggalan leluhur masa lalu , yakni keris yang merupakan warisan leluhur dimana proses pencampuran logamnya secara ilmu metalurgi hingga saat iniasihemjadi misteri bagi para ahli , belum lagi peninggalan candi candi baik Borobudur dan Prambanan maupun candi Mendut, candi Dieng, belum lagi alat musik berupa gamelan yang murni terbuat dari logam , yang proses metalurgi nya juga sangat rumit dan negara manapun belum ada warisan music yang terbuat dari logam , belum lagi warisan sastra dari pujangga pujangga besar Jawa dan lain lain yang merupakan Peradaban sebuah kebudayaan sangat tinggi dari sebuah Bangsa. 

Dimana pada abad ke dua Masehi belahan di dunia lain masih hidup dalam kehidupan primitif, Bangsa ini sudah mencapai peradaban Agung , maka janganlah kami ini anak cucu dari leluhur bangsa Nusantara ini diajari bagaimana mengenal budaya , bagaimana mengenal agama , bagaimana mengenal demokrasi , mengenal sistem pemerintahan dan ketatanegaraan , karena kami dan leluhur kami sudah mengenal dan menciptakan lebih dahulu dari pada bangsa lain . Kita sebuah bangsa yang selalui toleran dan bisa menerima budaya luar , tapi kami akan tetap teguh pada budaya asli , dan kami cinta damai , tapi kami lebih cinta kemerdekaan bangsa yang dibangun oleh para pendiri bangsa ini.


Tinggalkan Komentar