telusur.co.id - Kinerja keuangan PT PLN (Persero) terus menunjukkan tren positif. Di semester I/2025, perusahaan listrik milik negara ini berhasil mencetak laba bersih Rp6,65 triliun, melonjak 32,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5 triliun.
Lonjakan laba ini sejalan dengan peningkatan pendapatan yang dibukukan hingga Rp281,89 triliun, naik 7,57% dari semester I/2024 yang sebesar Rp262,06 triliun. Mayoritas pendapatan masih ditopang dari penjualan tenaga listrik sebesar Rp179,58 triliun, serta penyambungan pelanggan baru yang naik signifikan hingga 30,86% menjadi Rp1,06 triliun.
Namun, di balik kinerja moncernya, PLN dinilai perlu memanfaatkan momentum ini untuk mendorong transformasi energi, terutama pada sektor energi terbarukan dan digitalisasi jaringan listrik.
“Profit yang besar itu sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan investasi besar, terutama untuk energi terbarukan dan digitalisasi jaringan,” ujar Abra Talattov, Kepala Pusat Pangan, Energi, dan Pembangunan Berkelanjutan INDEF, dalam keterangannya, Rabu (1/10/2025).
Abra menilai, sebagai perusahaan milik negara dengan mandat pelayanan publik, PLN harus tetap menjaga keseimbangan antara keuntungan bisnis dan komitmen terhadap transisi energi nasional. Ia juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah dalam mengelola utang agar keberlanjutan finansial tetap terjaga.
Dari sisi kesehatan keuangan, PLN tercatat masih memiliki ruang ekspansi yang cukup leluasa. Per Juni 2025, rasio utang terhadap aset perusahaan masih di bawah 50%, sementara rasio utang terhadap ekuitas berada di level 69,1% angka yang masih terbilang wajar untuk skala perusahaan sebesar PLN.
“Ini membuktikan pengelolaan keuangan PLN mampu menjaga rasio-rasio penting tetap terkendali,” kata Abra.
Beban usaha PLN pun meningkat menjadi Rp251,33 triliun, naik 7,61% dari tahun lalu. Namun demikian, laba usaha tetap tumbuh menjadi Rp30,56 triliun, naik 7,19% dibandingkan semester I/2024 yang sebesar Rp28,51 triliun.
Sementara itu, total aset PLN per Juni 2025 tercatat sebesar Rp1.796,64 triliun, naik dari posisi akhir 2024 yang sebesar Rp1.772,37 triliun.
Abra juga mengapresiasi langkah PLN yang mulai mencari sumber pendapatan baru di luar bisnis utama penjualan listrik, sebagai upaya menjaga profitabilitas jangka panjang di tengah perubahan tren energi global.
Dengan performa finansial yang solid dan rasio keuangan yang sehat, saat ini menjadi momentum tepat bagi PLN untuk mempercepat investasi energi bersih dan modernisasi jaringan, dua pilar penting dalam peta jalan transisi energi nasional menuju 2060 net zero emission.