telusur.co.id - Tambang Dolomit memiliki potensi besar menjadi aset strategi nasional untuk mendukung sektor pertanian nasional. Hal tersebut disampaikan oleh pengusaha muda asal Situbondo, HRM. Khalilur Rahman Abdullah Sahlawiy mendesak pemerintah untuk menertibkan tambang ilegal.
“Kemarin pagi, saya bergegas memesan sarapan diantar ke kamar di Sheraton Surabaya. Lalu, bersiap-siap berangkat ke Panceng, Gresik sekitar pukul 08.30 WIB,” urai Gus Lilur, sapaan akrabnya pada keterangan tertulisnya. Rabu, (27/8/2025).
Gus Lilur mengungkapkan bahwa, pihaknya bersama tim berangkat ke Panceng, Gresik untuk melakukan beberapa hal.
“Salah satunya adalah survei beberapa konsesi tambang Dolomit milik saya sendiri dan survei tiga lokasi tanah untuk bangun pabrik Dolomit,” tandas alumni aktivis HMI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat ini.
Kader muda asal Situbondo ini menjelaskan bahwa, ada tiga konsesi tambang, memiliki empat fakta menarik tersebut.
“Di antaranya adalah potensi Dolomitnya dahsyat, kedalaman Dolomit sekitar 50 meter, terlihat dari beberapa kedalaman yang sudah puluhan tahun ditambang dan kedalamannya sekitar 50 meter, serta potensi depositnya ratusan juta ton,” tuturnya.
Gus Lilur menambahkan, ada dua kelompok pengusaha batubara memiliki kedalaman kandungan sekitar 40 meter.
“Saya teringat dua kelompok pengusaha batubara. Kebetulan, sahabat saya di Kalsel yang sekarang me jadi konglomerat berangkat dari kedalaman kandungan batubara sekitar 40 meter,” beber alumni santri Denanyar, Jombang ini.
“Padahal, batubaranya memiliki kalori rendah. Tetapi, mereka menjadi kaya raya, malah belum lama ada yang dapat anugerah dari istana,” tutur Founder GP Sakera ini.
Lebih lanjut, ia pun menambahkan bahwa, keuntungan batubara mereka hanya kisaran 50-100 ribu per ton, tetapi penjualannya puluhan juta ton dalam setahun. Gus Lilur mengakui bahwa, margin Dolomit lebih dahsyat daripada tambang batubara.
“Harga dolomit mess 100 adalah 600 ribu. Biaya produksinya hanya 250 ribu maksimal dengan margin 350 ribu per ton. Ini jauh dari margin batubara GAR 3800 milik karya kawan saya yang sekarang menjadi konglomerat,” sambungnya.
Menurut Gus Lilur, pabrik besar dengan produksi satu juta ton per bulan, bisa mengantongi penjualan 600 miliar per bulan.
“Tentu, lebih dahsyat dari batubara Asri Mining di Kalsel milik sahabat saya bernama Bambang Setiawan, Rudi Hartanto, dan Alm. Henry Sutio. Di lapangan, saya pun berjanji akan fokus mengelola Dolomit setelah urusan selesai suplai benih bening lobster ke Vietnam,” tegasnya.
“Dari Gresik, saat ini hanya ada beberapa IUP OP Tambang Dolomit tidak dikatakan hanya tiga IUP OP. Salah satunya milik saya sendiri,” tambah Ketua Umum Netra Bakti Indonesia (NBI) ini
Masih dengan Gus Lilur, ada beberapa konsesi tambang di Gresik memiliki 17 blok tambang. Salah satunya adalah WIUP berproses jadi IUP Eksplorasi dan IUP Eksplorasi berproses menjadi IUP OP.
Selain itu, Gus Lilur juga menguraikan bahwa, tidak hanya di Gresik, tetapi pihaknya juga memiliki konsesi tambang terbanyak di Lamongan.
“Gobloknya saya adalah baru tahu kalau Dolomit itu mahal serta memiliki deposit kandungan yang sampai ratusan juta ton. Bahkan, saya kebanyakan fokus ngomentari monyet maling kuota haji menjadi lupa ngurus triliunan aset tambang sendiri,” sesalnya.
“Jancuk monyet maling kuota haji dan para influencer kiai munafik penjilat,” tandasnya.
Gus Lilur juga menjelaskan bahwa, ada 12 pabrik Dolomit di Panceng, Gresik berdiri kokoh dan angkuh, namun tidak memiliki tambang dan disuplai dari tambang ilegal.
“Bahkan, berdirinya sudah bertahun-tahun. Kalaulah tidak dibilang sudah berdiri puluhan tahun. Siapa mereka, tidak perlu dijelaskan, orang hanya perlu dijelaskan pasarnya. Pasar penjualan mereka adalah kementerian pertanian dan jutaan hektar sawah serta kebun sawit nasional,” katanya.
Gus Lilur menambahkan, Republik Indonesia perlu Dolomit Legal, maka hubungilah dia daripada kiai munafik pendukung monyet koruptor kuota haji.
“Seharusnya, disuplai pabrik Dolomit ilegal menjadi Dolomit Legal maka hubungilah Gus Lilur. Janganlah hubungi para kiai munafik pendukung monyet koruptor kuota haji. Ternyata, serapuh dan segegabah ini kementerian pertanian dalam menata suplier Dolomitnya ilegal,” sahutnya.
“Ada tiga hal yang harus dilakukan tersebut, yaitu Polri, Kejaksaan, dan KPK turun. Jika penindakan hukuman pada suplai dolomit ilegal ini, maka saat itulah HRM. Khalilur R. Abdullah Sahlawiy akan menjadi satu-satunya manusia di Indonesia memiliki tambang legal Dolomit,” tegas dia.
Tak hanya itu, Gus Lilur mengecam keras pemerintah untuk para kiai munafik di PBNU, yang tidak hanya harus menjadi monyet koruptor kuota haji hanya cuma sekadar mengumpulkan uang satu triliun.
“Kami bersama puluhan juta warga NU sangat anti kiai munafik. Dan juga, saya berharap Polri, Kejaksaan dan KPK segera menata juta ton suplai dolomit ilegal di Kementerian Pertanian dan lainnya,” lanjutnya.
Lebih lanjut Gus Lilur, beberapa lalu saat adzan dhuhur berkumandang dengan di bawah rindang pohon mangga, untuk melanjutkan doa.
“Salah satunya doanya adalah Ya Allah, negeriku ini Engkau buat kaya, tapi rakyatnya masih miskin papa, beri hamba kekuatan untuk membawa rakyat Indonesia bahagia melalui pendidikan dan tebalnya keimanan. Aamiin,” harap Tokoh Nahdliyin Inspiratif versi Forum Jurnalis Nahdliyin (FJN) ini. (ari)