telusur.co.id - Bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah setelah naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dinilai hanya kepentingan pencitraan. 

Pasalnya,  menurut Ekonom senior Rizal Ramli,  angka BLT BBM hanya sebesar Rp 600 ribu, untuk empat bulan sehingga tidak cukup meningkatkan kesejahteraan rakyat.

 "Sebab, cuma dapatnya Rp 600 ribu dalam empat bulan, satu bulan, kan, dapat Rp 150 ribu," ujar Rizal seusai menghadiri diskusi yang diselenggarakan FEB UI, Depok, Jawa Barat, Rabu (14/9/2022).

BLT BBM tentu tidak bisa digunakan secara maksimal oleh rakyat. Uang itu bahkan tidak cukup membiayai dana transportasi masyarakat. NLT BBM yang dibagikan pemerintah sebenarnya hanya 15 persen dana yang diambil pemerintah melalui naiknya harga BBM bersubsidi.

"Bagaimana dengan Rp 5 ribu per hari bisa mengentaskan kemiskinan? Buat uang teansport saja tidak cukup, kan," tegasnya. 

Dia menilai, ini sebetulnya alat untuk Jokowi dan pejabat-pejabat untuk menaikkan popularitasnya, alat kampanye. (fie)