telusur.co.id - Ekonom senior Rizal Ramli atau biasa disapa. RR meminta waspada Indonesia terhadap utang dari RRC (China), sebab utang China itu banyak model "Lend-to-Own": meminjamkan-untuk-menguasai. ''Pinjaman digelembungkan diatas kemampuan membayar, sehingga akhirnya bisa dikuasai.
"Kalau sampai gagal bayar kredit dari BUMN China kepada BUMN RI akan jadi beban pemerintah dan rakyat RI !,'' tegas RR, dalam beberapa kesempatan dialog beberapa waktu lalu.
RR menyebutkan BUMN China atau lembaga keuangan RRC, telah meminjamkan uang kepada BUMN Indonesia,dalam skema utang tersebut. Dimana sebagian utang itu tidak tercatat, tidak transparan dan tidak ada akuntablitasnya, dan hal itu harus menjadi tanggung jawab menteri yang bersangkutan.
Banyak utang yang membengkak seperti kasus proyek Kereta Api Jakarta Bandung. Juga proyek di kawasan pelabuhan Belawan- Medan Sumatera Utara di mana China punya motivasi menguasai dan mengendalikan lalulintas laut yang strategis di Selat Malaka dan di kawasan Bitung Sulawesi Utara untuk mengendalikan laut di kawasan strategis Asia Tenggara tersebut.
"Kita punya yang sama untuk Indonesia. Beijing tampak mengungkapkan buruknya dalam kasus proyek kereta cepat Jakarta-Bandung itu," paparnya.
Sedangkan beban bunga dan utang pokok RI harus membayar sekitar Rp700 trilyun, dan RI harus membayar utang baru untuk membayar utang lama, ini jelas tata kelola utang yang tidak bijaksana, katanya.
Sebetulnya kata tidak masalah Indonesia kerjasama dengan siapa saja, hal itu sesuai prinsip politik luar negeri Indonesia, bebas aktif. Hal itu untuk kepentingan nasional kita.
"Syaratnya transparan dan tata kelola accountable, dan pejabat2 tidak ambil keputusan berdasarkan sogokan dan kickback, " tutupnya. (Fie)