Sekda DKI Positif Korona, Gubernur Anies Diminta Lockdown Balai Kota - Telusur

Sekda DKI Positif Korona, Gubernur Anies Diminta Lockdown Balai Kota


telusur.co.id - Ketua Koalisi Rakyat Pemerhati Jakarta Baru (Katar) Sugiyanto meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menutup atau 'lockdown; Balai kota, karena berpotensi menjadi cluster baru penyebaran Covid-19.

Hal itu menyusul adanya kabar bahwa Sekda DKI Jakarta Saefullah positif terinfeksi virus Covid-19.

Menurut Sugiyanto, Sekda memiliki peran yang sentral dalam sistem pemerintahan daerah, termasuk provinsi. 

"Karena tugasnya adalah membantu kepala daerah dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana, serta memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh perangkat daerah provinsi," kata Sugiyanto di Jakarta, Minggu (13/9/200.

Sugiyanto melanjutkan, Sekda juga merupakan ketua Panitia Seleksi (Pansel) untuk pengisian jabatan eselon II, dan ketua Badan Pertimbangan Jabatan (Baperjab) untuk pengisian jabatan eselon III dan IV. 

Setiap hari Sekda berhubungan dengan para ASN, terutama pimpinan-pimpinam SKPD, juga dengan Gubernur dan Wagub. 

"Kita belum tahu darimana atau dari siapa Sekda tertular, tapi yang menarik, Sekda positif Covid-19 berbarengan dengan Uus Kuswanto yang baru dilantik menjadi walikota Jakarta Barat pada 4 September lalu," imbuhnya.

Dangan adanya fakta ini, lanjut Sugiyanto, tidak berlebihan Gubernur Anies Baswedan menutup atau me-lockdown Balaikota DKI selama tiga hari hingga seminggu untuk melakukan penyemprotan disinfektan. 

Selain itu, Tim Gugus Tugas Covid-19 dan Dinas Kesehatan hendaknya melakukan tracing (penelusuran) minimal hingga 50 orang yang melakukan kontak dengan Sekda dan Uus setelah keduanya dinyatakan positif Covid-19. Lalu melakukan swab test kepada mereka, juga kepada Gubernur dan Wagub. 

"Orang-orang yang menghadiri pelantikan Uus pada 4 September juga harus di-swab test," tegasnya. 

Ia mengingatkan bahwa kasus positif Covid-19 yang dialami Sekda DKI mengindikasikan kalau Balai Kota bisa menjadi cluster penularan Covid-19. Dari Balai Kota, virus yang belum ada vaksinnya itu dapat menyebar ke lima wilayah kota administrasi dan Kepulauan Seribu, karena dibawa oleh pejabat yang sempat melakukan kontak dengan Sekda dan yang hadir saat pelantikan Uus. 

"Me-lockdown adalah pilihan pahit yang harus diambil Anies, tapi ini juga menjadi ujian bagi dia apakah dia dapat konsisten dalam memerangi Covid-19 dan memutus mata rantai penyebaran virus itu," tukasnya.[Fhr]


Tinggalkan Komentar