telusur.co.id - Iran mengeluarkan pemberitahuan kepada para pilot dan otoritas penerbangan untuk menghindari wilayah udaranya, menurut surat kabar AS Wall Street Journal, di tengah berlanjutnya ancaman Iran untuk menyerang Israel.
Beberapa maskapai penerbangan mengumumkan penangguhan penerbangan mereka ke Iran, Israel dan Lebanon akibat ketegangan yang terjadi belakangan ini.
Dilansir Presstv, Selasa (6/8/24), bahwa pemberitahuan Iran itu dinyatakan pada hari Senin setelah Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan kepada para menteri luar negeri G7 melalui panggilan telepon pada hari Minggu lalu bahwa Teheran dapat menyerang Israel dalam waktu 24-48 jam, menurut diplomat yang mengetahui panggilan tersebut.
Blinken tidak mengatakan bentuk serangan apa yang akan dilakukan.
Blinken mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa AS sedang melakukan upaya untuk memutus siklus eskalasi, dan meminta menteri luar negeri lainnya untuk memberikan tekanan diplomatik terhadap Iran, Hizbullah Lebanon, dan Israel untuk menahan diri secara maksimal.
Ketegangan meningkat di Timur Tengah menyusul peristiwa pembunuhan Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas di Teheran, pada hari Rabu pekan lalu, sehari setelah serangan Israel di Beirut menggugurkan Fuad Shukr, seorang komandan militer senior di Hizbullah, yang bersekutu dengan Iran.
Kementerian Pertahanan AS pada hari Jumat mengumumkan AS akan mengerahkan pesawat tempur tambahan dan kapal perang Angkatan Laut ke Timur Tengah.
Presiden AS Joe Biden pada hari Minggu menyatakan harapannya bahwa Iran akan mengubah pendiriannya, meskipun ada ancaman untuk membalas pembunuhan Haniyeh.
Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran Mayjen Hossein Salami menyebut Israel berada di tengah “pusaran api yang dibuat sendiri” .
“Mereka (Israel) berpikir tindakan demikian akan membuatnya berhasil memperpanjang kelangsungan hidup mereka,” ujar Salami.
“Bagaimanapun juga hal itu merupakan lubang yang mereka gali sendiri, dan secara bertahap akan mengubur diri mereka di dalamnya,” tambahnya.
Salami menegaskan, “Setelah mereka menerima tanggapan yang kuat, mereka akan memahami bahwa mereka telah melakukan kesalahan perhitungan lagi .”
Sebelumnya, pernyataan senada juga dilontarkan oleh Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayyid Ali Khamenei setelah pembunuhan Haniyeh, di mana Pemimpin Revolusi Islam memperingatkan akan adanya “respons keras” terhadap kekejaman tersebut, dan menegaskan kembali kewajiban Republik Islam membalas darah pemimpin kubu perlawanan Palestina tersebut. [Tp]