Terus Digempur Iran, Israel Mulai Kehabisan Stok Rudal Pencegat - Telusur

Terus Digempur Iran, Israel Mulai Kehabisan Stok Rudal Pencegat

Penampakan rudal Fattah Iran. Foto: AFP

telusur.co.id - Seorang pejabat Amerika Serikat (AS), yang tidak disebut namanya, melaporkan bahwa Israel mulai kehabisan stok sistem pertahanan yang bernama Arrow, di tengah serangan udara terus diluncurkan Iran. 

Hal ini memicu kekhawatiran tentang kemampuan Israel dalam mencegat dan melawan rudal balistik jarak jauh dari Iran, jika konflik tidak segera diselesaikan.

"Dalam beberapa kalangan pemerintah AS, ada kekhawatiran bahwa serangan langsung AS terhadap Iran dapat memicu pembalasan Iran yang lebih besar terhadap Israel yang akan menguras persediaan pencegat rudal global AS ke tingkat yang mengerikan," kata pejabat itu seperti dilansir Middle East Eye, Rabu (18/6/2025) 

Israel mengandalkan sistem pertahanan udara tiga tingkat, dan serangan Iran menantang pertahanannya yang paling canggih.

Iron Dome digunakan untuk menembak jatuh roket dan pesawat nirawak jarak pendek yang ditembakkan oleh kelompok-kelompok seperti Hamas dan Hizbullah. Tingkat kedua adalah David's Sling, yang dapat mencegat roket yang lebih berat beserta beberapa rudal balistik. 

Sistem Arrow 2 dan 3 digunakan untuk menjatuhkan rudal balistik. Sistem Arrow 3 mampu menembak jatuh rudal hipersonik eksoatmosfer. Namun pengisian ulang sistem Arrow telah menjadi masalah abadi bagi Israel.

MEE melaporkan pada bulan September bahwa Israel tengah berjuang untuk mengisi ulang pencegat Arrow setelah serangan pertama Iran terhadap Israel pada bulan April tahun lalu. AS dan Israel bersama-sama memproduksi pencegat Arrow.

Jenis pencegat yang dibutuhkan untuk menembak jatuh rudal balistik mahal dan sulit diproduksi dalam jumlah besar, tulis Dan Caldwell, mantan pejabat senior Departemen Pertahanan di pemerintahan Trump, yang menentang konfrontasi militer dengan Iran, di media sosial X.

"Saya berasumsi Israel telah menimbun sejumlah besar Arrow dan Stunner untuk David's Sling, tetapi mereka pasti telah menghabiskan banyak dari senjata itu untuk melawan Houthi dan selama serangan rudal Iran sebelumnya tahun lalu. Oleh karena itu, kemungkinan besar Israel dan AS harus segera mulai menjatah pencegat mereka," tambahnya.

Iran telah menembakkan sedikitnya 370 rudal balistik ke Israel sejak 13 Juni, kata kantor pers perdana menteri Israel pada hari Senin.

Salah satu keuntungan dinikmati Israel yang dapat membantu mengatasi kekurangan pencegat adalah superioritas udaranya atas Iran, yang tampaknya diperolehnya dalam waktu empat hari setelah pengeboman.

Pesawat tempur Israel beroperasi di atas Teheran pada siang hari. Menurut militer Israel, mereka telah menghancurkan sekitar sepertiga kemampuan peluncuran rudal permukaan-ke-permukaan Iran.

Josh Paul, mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS yang mengundurkan diri sebagai protes terhadap dukungan AS terhadap perang Israel di Gaza, mengatakan kepada MEE bahwa Israel secara selektif menargetkan kemampuan peluncuran Iran.

"Kami tidak tahu seberapa banyak lagi yang dapat diluncurkan Iran. Saya pikir masalahnya lebih pada peluncur rudal," katanya.

Namun, dua pejabat AS yang diwawancarai MEE mengatakan bahwa Iran masih menahan diri dalam serangan rudalnya, setidaknya sebagian untuk menghindari AS secara langsung bergabung dengan Israel dalam operasi ofensif.

Tiga pejabat Arab, termasuk beberapa negaranya yang menjadi penengah antara AS dan Iran, mengatakan kepada MEE pada hari Senin bahwa mereka yakin AS kemungkinan besar akan campur tangan langsung dalam serangan ofensif Israel.

Namun, batasan yang dibangun AS dengan hati-hati antara campur tangan atau tidak semakin menipis. Beberapa pejabat AS saat ini dan mantan pejabat AS yang berbicara kepada MEE menggambarkan AS sebagai "pihak yang turut berperang" dalam konflik tersebut. Karena secara aktif berpartisipasi dalam pembelaan Israel.

Para pejabat mengatakan AS sedang berupaya menambal kekurangan pencegat milik Israel sendiri.

AS telah menembak jatuh rudal Iran menggunakan setidaknya satu baterai antirudal Terminal High-Altitude Area Defence di Israel. AS juga memiliki beberapa baterai antirudal Patriot di seluruh wilayah.

Khususnya, pejabat pertahanan AS yang lain mengonfirmasi kepada MEE pada hari Senin bahwa AS telah menembakkan rudal pertahanan udara SM-3 untuk melindungi Israel.

SM-3 adalah versi Patriot yang dipasang di kapal. Pejabat itu mengatakan kapal perusak berpeluru kendali USS Arleigh Burke ikut serta dalam pertahanan Israel dari Mediterania timur.

Analis pertahanan mencatat bahwa selama kampanye AS tahun 2024 melawan Houthi di Yaman, Angkatan Laut AS menembakkan pencegat SM-3 selama setahun hanya dalam satu hari.

Saat perang antara Israel dan Iran memasuki hari kelima, AS mengirimkan lebih banyak aset militer ke wilayah operasi.

Menurut data pelacakan kapal, kapal induk USS Nimitz sedang dalam perjalanan dari Laut Cina Selatan ke Timur Tengah. Kapal induk USS Carl Vinson sudah berada di Timur Tengah.[Nug] 


Tinggalkan Komentar